• UGM
  • IT Center
Universitas Gadjah Mada Pusat Manajemen Pengetahuan
Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Gadjah Mada
  • Home
  • Tentang
  • Manajemen Pengetahuan
  • Forum Diskusi
  • Beranda
  • Knowledge Base - Article
Arsip:

Tag: metode

Merancang Instalasi Irigasi Semi Mekanis

Wednesday, 24 July 2019

SISTEM IRIGASI TETES

Sistem ini sering dipakai karena bisa menghemat air dan pupuk. Pasalnya, irigasi mikro bekerja dengan membiarkan air menetes secara pelan-pelan ke tanaman, bisa dengan katup, pipa dan emiter, atau bisa juga dengan menetes langsung. Selain cocok diterapkan di tanah kering, sistem mikro juga pantas diterapkan di lahan dengan topografi relatif landai.

 

  • Komponen Irigasi Tetes

Berikut adalah beberapa komponen sistem irigasi tetes yang harus dipahami dalam instalasi irigasi tetes:

  1. Jaringan Pipa pada Irigasi Tetes

Instalasi Irigasi Tetes via Agritani.id

Ada beberapa pipa yang digunakan pada sistem irigasi tetes meliputi pipa lateral, pipa sekunder dan pipa utama komponen penting dari irigasi tetes. Untuk tata letaknya sendiri, irigasi tetes bergantung pada banyak hal, mulai dari luas tanah, bentuk dan keadaan topografi. Irigasi tetes tersusun atas dua bagian penting yaitu pipa dan emiter. Air dialirkan dari pipa dengan banyak percabangan yang biasanya terbuat dari plastik yang berdiameter 12 mm (1/2 inci) – 25 mm (1 inci).

  1. Pipa Utama

Untuk komponen yang terdapat pada pipa utama terdiri dari pompa, tangki injeksi, filter utama, pengukur tekanan, pengukuran debit dan katup pengontrol. Pipa utama umumnya terbuat dari pipa polyvinylchloride (PVC), galvanized steel atau besi cord yang berdiameter antara 7,5 – 25 cm. Pipa utama dapat dipasang di bawah permukaan tanah.

  1. Pipa Pembagi

Selain pipa utama, juga ada pipa pembagi, (sub-main, manifold m), katup solenoid, regulator tekanan, pengukur tekanan dan katup pembuang. Untuk pipa sub-utama terbuat dari pipa PVC atau pipa HDPE (m) dilengkapi dengan filter kedua yang lebih halus (80-100highdensity polyethylene) dan diameter antara 50 – 75 mm. Penyambungan pipa pembagi dengan pipa utama.

  1. Pipa Lateral

Ada juga pipa lateral yang terbuat dari pipa PVC fleksibel atau pipa politelinedengan diameter 12 mm – 32 mm. Untuk emiter sendiri dimasukkan ke dalam pipa lateral pada jarak yang ditentukan yang dipilih sesuai dengan tanaman dan kondisi tanah.

  1. Emiter

Emiter (Penetes) via axaq

Emiter atau pemancar berfungsi untuk meneteskan air langsung ke tanah ke dekat tanaman. Emiter ini harus mengeluarkan air yang relatif konstan dan aliran yang kecil. Penampang aliran perlu relatif lebar untuk mengurangi tersumbatnya emiter. Usahakan agar emiter ini posisinya dekat dengan permukaan tanah agar daerah yang dibasahi semakin tinggi.

  1. Tabung Marihot

Ilustrasi Tabung Marihot via Docplayer

Tabung ini berfungsi untuk mengalirkan air dengan mengandalkan ketinggian sesuai dengan rancangan yang telah dibuat. Aliran air ini akan mengalir sesuai dengan tekanan atmosfir, dimana akan mengalir ke jaringan pipa yang memiliki ketinggian lebih rendah daripada tabung marihot ini. Tabung ini sendiri menjadi bak penampung air irigasi (dan larutan nutrisi) yang dapat mengalirkan aliran debit tetap, dan debit akan berubah pada elevasi yang berbeda (pada headyang berbeda). Bagian dari tangki dilengkapi dengan selang-selang kecil untuk saluran pemasukan udara dan saluran pengairan.

  1. Debit Aliran

Debit aliran yang digunakan adalah 4 liter/jam. Ada juga pengelola yang menggunakan debit 2, 6, 8 liter/jam. Penggunaan debit berdasarkan jarak tanam dan waktu operasi. Debit air keluaran emiter rata-rata adalah volume dari keseluruhan air yang tertampung dari semua emiter per satuan waktu dan jumlah emiter yang ada.

  • Jumlah Kebutuhan Komponen Irigasi Tetes

Dalam membangun sebuah instalasi irigasi tetes terdapat beberapa jumlah komponen yang dibutuhkan. Jumlah komponen yang dibutuhkan tersebut bergantung pada kondisi lapangan atau kebutuhan dalam suatu lahan.

komponen

jumlah

Selang Drip

2500 meter

Selang 3″

50 meter

Shok Drat Dalam 1/2 inch

20 buah

Shok Drat Luar 1/2 inch

20 buah

Sambungan T 1/2 inch

20 buah

Pipa 1/2 inch

1 buah

 

 

 

SISTEM IRIGASI CURAH

Pada metoda irigasi curah, air irigasi diberikan dengan cara menyemprotkan air ke udara dan menjatuhkannya di sekitar tanaman seperti hujan. Penyemprotan dibuat dengan mengalirkan air bertekanan melalui orifice kecil atau nozzle. Tekanan biasanya didapatkan dengan pemompaan. Untuk mendapatkan penyebaran air yang seragam diperlukan pemilihan ukuran nozzle, tekanan operasional, spasing sprinkler dan laju infiltrasi tanah yang sesuai.

Cara yang paling sederhana yang sering digunakan untuk irigasi sayuran oleh petani kecil adalah dengan menyiram menggunakan emrat (ebor). Luas bedengan (petakan) sayuran biasanya hanya sekitar 6 m2 yakni panjang 6 m, dan lebar 1 m. Untuk tanaman berakar pendek (seperti selada, sawi, kangkung, bayam, kenikir, dan sebagainya), pada waktu kondisi cuaca normal irigasi dilakukan satu hari sekali sebanyak 80 liter per petakan (efisiensi ± 35%).

  • Model Irigasi Curah

Berdasarkan penyusunan alat penyemprot, irigasi curah dapat dibedakan dalam dua model

  1. Sistem berputar (rotating head system)

Terdiri dari satu atau dua buah nozzle miring yang berputar dengan sumbu vertikal akibat adanya gerakan memukul dari alat pemukul (hammer blade). Sprinkler ini umumnya disambung dengan suatu pipa peninggi (riser) berdiameter 25 mm yang disambungkan dengan pipa lateral. Alat pemukul sprinkler bergerak karena adanya gaya impulse dari aliran jet semprotan air, kemudian berbalik kembali karena adanya regangan pegas.

  1. Sistem pipa berlubang (perforated pipe system)

Terdiri dari pipa berlubang-lubang, biasanya dirancang untuk tekanan rendah antara 0,5 -2,5 kg/cm2 , sehingga sumber tekanan cukup diperoleh dari tangki air yang ditempatkan pada ketinggian tertentu. Semprotan dapat meliput selebar 6 – 15 meter. Cocok untuk tanaman yang tingginya tidak lebih dari 40 – 60 cm.

 

  • Komponen Irigasi Curah

Umumnya komponen irigasi curah terdiri dari:

  1. Tenaga penggerak

Sumber tenaga penggerak pompa dapat berupa motor listrik atau motor bakar (internal combustion engine).

  1. Pipa utama Pipa utama (main line)

Pipa utama adalah pipa yang mengalirkan air dari pompa ke pipa lateral. Pipa utama dapat dibuat permanen di atas atau di bawah permukaan tanah, dapat pula berpindah (portable) dari satu lahan ke lahan yang lain. Pipa beton tidak cocok untuk tekanan tinggi. Untuk pipa utama yang berpindah, pipa biasanya terbuat dari almunium yang ringan dan dilengkapi dengan quick coupling. Sedangkan untuk pipa utama yang ditanam, umumnya dipasang pada kedalaman 0,75 m di bawah permukaan tanah. Pipa utama berdiameter antara 75 – 200 mm.

  1. Pipa lateral

Pipa lateral adalah pipa yang mengalirkan air dari pipa utama ke sprinkler. Pipa utama biasanya terbuat dari baja, beton, asbestos cement, PVC atau pipa fleksibel. Pipa lateral ini berdiameter lebih kecil dari pipa utama, umumnya lateral berdiameter 50 – 125 mm, dapat bersifat permanen atau berpindah. Pipa lateral biasanya tersedia di pasaran dengan ukuran panjang 5, 6 atau 12 meter setiap potongnya. Setiap potongan pipa dilengkapi dengan quick coupling untuk mempermudah dan mempercepat proses menyambung dan melepas pipa

  1. Kepala sprinkler (sprinkler head)

Terdapat dua tipe kepala sprinkler untuk mendapatkan semprotan yang baik yaitu:

  1. Kepala sprinkler berputar (Rotating head sprinkler). Kepala sprinkler berputar mempunyai satu atau dua nozzle dengan berbagai ukuran tergantung pada debit dan diameter lingkaran basah yang diinginkan
  2. Pipa dengan lubang-lubang sepanjang atas dan sampingnya (sprayline)
  3. Saringan

Saringan diperlukan bila sumber air yang digunakan untuk irigasi sprinkler berupa air permukaan. Saringan harus mampu menahan sisa-sisa tanaman, sampah, biji-biji rumput dan partikel-partikel kecil lainnya.

  1. Kolam Pengendapan

Kolam pengendapan diperlukan untuk mengendapkan pasir dan sedimen yang terbawa oleh air yang diambil dari sungai, saluran atau sumur yang bergaram.

  1. Pompa Buster (booster pump)

Pompa penguat diperlukan untuk menambah tekanan aliran bila tekanan pompa utama tidak mampu menjangkau tempat yang jauh atau lebih tinggi.

  1. Katup Sadap

Katup sadap diperlukan untuk mengontrol tekanan pada pipa lateral bila perbedaan tekanan aliran antara pipa utama dan pipa lateral cukup besar.

  1. Katup Pengontrol Aliran

Katup pengontrol aliran diperlukan untuk mengatur tekanan dan debit aliran dari setiap sprinkler bila tekanan sepanjang pipa lateral tidak sama. Katup ini tidak diperlukan pada petakan yang datar atau sangat landai.

  1. Katup Pengaman

Katup ini merupakan katup untuk menghindarkan tekanan air di dalam pipa yang berlebihan.

  1. Tangki Injeksi

Larutan pupuk dan kimia lainnya dapat diinjeksikan ke sistem sprinkler melalui tangki injeksi. Sistem injeksi yang diterapkan dapat berupa tangki tertutup atau venturi

 

Kontributor:
Mohammad Faizal Alim

Penulis adalah Mahasiswa Penelitian di Smart Agriculture Research Group, Laboratorium Energi dan Mesin Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Mengambil topik mengenai Knowledge Management System untuk Pengembangan Agrotechno EduPark.

Membangun Wahana Edukasi Peternakan

Wednesday, 24 July 2019

Dalam suatu agrotechno edupark dengan konsep wisata edukasi teknologi pertanian, tidak hanya menyajikan berbagai bentuk sistem pertanian presisi. Dalam kaitannya dengan wisata edukasi, dalam agrotechno edupark terdapat berbagai wahana edukasi salah satunya adalah wisata peternakan. Wahana peternakan dapat dijadikan sebagai ikon wisata pada agrotechno edupark keluarga yang menarik bagi semua kalangan baik anak-anak hingga orang dewasa. Budidaya peternakan kini adalahh suatu hal yang menarik bagi wisatawan, terutama wisatawan yang notabene berdomisili pada wilayah perkotaan.

Dalam sebuah wisata peternakan yang merupakan bagian dari agrotechno edupark ini wisatawan disajikan pengalaman menarik dan langka yang jarang didapat. Dalam wahana peternakan ini wisatawan ditunjukkan secara langsung tentang kehidupan beternak pada semestinya. Wisatawan yang berkunjung dapat mencoba secara langsung bagaimana proses merawat dan membudidayakan ternak yang ada. Wisatawan diedukasi tentang baagaimana memberi makan ternak, merawat ternak, memerah susu, memanen hasil ternak, menunggang kuda, dan banyak lagi yang dapat dilakukan dalam wahana peternakan.

  • Komoditas Ternak

Dalam wahana peternakan, berbagai jenis hewan ternak dapat dibudidayakan sebagai sarana atraksi bagi wisatawan. Beberapa contoh hewan ternak yang dapat menjadi pilihan diantaranya:

  1. Kambing dan domba

Terdapat berbagai jenis kambing dan domba yang dapat dibudidayakan, diantaranya adalah domba merino, domba ekor gemuk, domba ekor tipis, domba texel, domba garut, domba batur, domba dorper, kambinPE, kambing saanen, kambing jawa randu, kambing kacang. Kambing bohr, kambing sapera, kambing kejobong. Dalam kaitannya dengan proses perawatan, beberapa perawatan yang dapat dilakukan diantaranya memandikan, mencukur bulu, dan memotong kuku. Dan dapat dilakukan perawatan tambahan dengan katrasi terhadap domba dan kambing.

  1. Unggas

Berbagai jenis unggas dapat menjadi pilihan diantaranya adalah ayam, itik, burung puyuh, kalkun, burung dara, burung kicau, angsa, bebek, burung hantu, dan lain sebagainya. Pemeliharaan itik pada usia anak adalah dengan diletakkan dalam brooder atau biasa disebut dengan kotak pemanas. Sedangkan pada unggas dewasa dapat disajikan proses pemeliharaan masa produksi, pengelola dapat menyediakan kandang produksi unggas yang dapat dilihat dan diikuti oleh wisatawan.

  1. Rumenansia

Rumenansia  adalah jenis hewan mamalia pemamah biak. Beberapa jenis hewan rumenansia diantaranya adalah sapi, kerbau, dan kuda. Beberapa proses perawatan hewan rumenansia yang dapat disajikan pada wisatawan adalah memandikan, mencukur bulu, memberi makan, merawat indukan, merawat anakan, menunggangi, dan lain sebagainya.

  1. Ikan

Jenis ikan yang dapat dibudidayakan dan disajikan di wahana peternakan pada agrotechno edupark dapat berupa ikan hias atau ikan konsumsi. Ikan dapat menjadi pilihan mudah karena biayanya cukup murah dan perawatannya mudah. Dapat dipadukan pula dengan metode budidaya aquaponik dimana memadukan antara budidaya ikan dan budidaya tanaman. Proses yang dapat disajikan pada wisatawan dapat berupa pembibitan, perawatan, dan pemanenan

  1. Lainnya

Masih terdapat banyak lagi jenis hewan ternak yang dapat disajikan pada wahana peternakan yang ada pada agrotechno edupark. Seperti halnya kelinci, kura-kura, kucing, babi, anjing. Hal tersebut dapat disesuaikan dengan kondisi sekitar yang menyangkut kemudahan dalam pengadaan dan pembudidayaan. Hewan ternak yang dapat diadakan dalam wahana peternakan agrotechno edupark ini notabene berjenis hewan peliharaan atau hewan konsumsi.

 

  • Integrated Farming System

Dengan memperhatikan agrotechno edupark yang memiliki konsep presisi, wahana peternakan dapat diusung dengan konsep integrated farming system. Integrated Farming System dapat didefinisikan sebagai penggabungan semua komponen pertanian dalam suatu sistem usaha pertanian yang terpadu. Sistem usaha pertanian terpadu merupakan system ekonomi yang berbasis teknologi ramah lingkungan dan optimalisasi semua sumber energi yang dihasilkan. Tujuan penerapan sistem tersebut yaitu untuk menekan seminimal mungkin input dari luar (input/masukan rendah) sehingga dampak negatif sebagaimana disebutkan di atas, semaksimal mungkin dapat dihindari dan berkelanjutan.

Dalam integrated farming system terdapat komponen utama sebagai roda sistem yang berlaku, komponen yang ada pada integrated farming system diantaranya:

  1. Manusia
  2. Hewan ternak
  3. Perikanan
  4. Lahan pertanian
  5. Waste treatment (pengolahan limbah)

 

  • Kelebihan Integrated Farming System

Dengan menerapkan konsep pertanian presisi, tentunya sistem ini memiliki beberapa kelebihan antara lain:

  1. Sepanjang penggunaan obat-obatan masih mengikuti aturan pakai, sistem ini sangat ramah lingkungan
  2. Efisiensi energi, karena tidak ada energi yang terbuang percuma
  3. Meningkatkan efektivitas lahan, dengan luas lahan yang sama, peternak bisa memiliki dua usaha sekaligus
  4. Sumber dana terus menerus tanpa waktu kosong

 

  • Contoh Integrated Farming System

Ayam-Ikan-Padi

Di Indonesia, adaptasi sistem ini adalah longyam atau balong ayam. Keuntungan sistem ini adalah efisiensi pakan ikan yang berasal dari kotoran ayam dan jatuhan pakan ayam (± 1-5% dari pakan yang diberikan ke ayam) dan efisiensi lahan diatas kolam yang tidak dimanfaatkan. Dalam kasus ini, kandang dibangun di atas kolam berbentuk bujur sangkar dengan ketinggian 1,2 meter dari permukaan air dan kedalaman kolam 1,5 meter. Tujuannya untuk sirkulasi udara dan mencegah pelembaban lantai kandang oleh kolam. Ikan nila dan lele direkomendasikan untuk sistem ini karena sangat toleran dengan level oksigen yang rendah. Satu hektar kolam dapat menampung 12500 ekor ikan nila ukuran 3-5 cm. Padi sebagai komponen terakhir akan memanfaatkan air dari kolam ikan yang kaya dengan unsur-unsur hara. Timbal baliknya adalah sisa panen padi berupa sekam dapat dimanfaatkan sebagai litter kandang dan jerami dapat dijadikan kompos.

 

Kontributor:
Mohammad Faizal Alim

Penulis adalah Mahasiswa Penelitian di Smart Agriculture Research Group, Laboratorium Energi dan Mesin Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Mengambil topik mengenai Knowledge Management System untuk Pengembangan Agrotechno EduPark.

Melakukan Pembibitan Sayur dan Buah Organik

Wednesday, 24 July 2019

Dalam sebuah proses budidaya tanaman, pembibitan merupakan suatu bagian vital yang menentukan hasil dan produktifitas suatu tanaman. Terlebih pada budidaya tanaman buah dan sayur. Dalam proses pembibitan tanaman sayut dan buah terdapat beberapa metode khusus yang harus dilakukan. Berikut adalah metode pembibitan sayur dan buah organik.

 

  • Menyiapkan Media Tanam

Tahap utama dalam proses pembibitan adalah dengan menyiapkan media tanam. Media tanam yang digunakan merupakan campuran tanah, pupuk kandang atau kompos dan sekam bakar yang telah dihilangkan bongkahannya atau disaring menggunakan saringan kawat berdiameter 0,5-1 cm. Perbandingan media tanam yang umum digunakan adalah 1 bagian tanah, 1 bagian pupuk kandang atau pupuk kompos, dan 1 bagian sekam bakar. Namun demikian, formula tersebut bukan merupakan formula bau, yang penting bahan organik dan sekam yang ditambahkan cukup banyak sehingga cukup subur dan rongga.

 

  • Penyemaian Bibitan

Untuk melakukan penyemaian bibit dibutuhkan wadah khusus, wadah pembibitan dapat berupa tray khusus pembibitan atau dapat juga wadah lain seperti baki plastik, pot plastik, kotak dari kayu, kantong plastik, polybag, dll. Media pembibitan yang digunakan sama membutuhkan media halus dengan menghindari bongkahan atau kerikil dengan cara menyaring media menggunakan saringan kawat berdiameter lubang 2-5 mm. Pembibitan umumnya dilakukan untuk benih-benih yang berukuran kecil dan berharga relative mahal seperti sawi, selada, cabai, tomat, dll (kecuali bayam karena bayam umumnya ditanam langsung). Sementara itu, benih berukuran besar umumnya ditanam langsung dalam wadah pertanaman.

Langkah-langkah penanaman bibit atau benih :

  1. Buat lubang kecil pada media tanam di dalam tray dengan kedalaman 0,5-1 cm dengan menggunakan lidi atau kayu kecil. Untuk benih yang dibibitkan dalam wadah pembibitan yang lebar dilakukan dengan cara menebar secara merata benih pada permukaan media tanam atau membuat lubang tanam dengan jarak kurang lebih 1 cm.
  2. Masukkan benih ke dalam lubang tanam dan ditutup tipis menggunakan kompos atau pupuk kandang halus. Lalu benih ditutup menggunakan pupuk kandang atau kompos halus dengan ketebalan 0,5-1 cm.
  3. Tebarkan furadan (apabila diperlukan) di permukaan media pembibitan sesuai aturan yang ada di kemasannya. Hal ini tersebut dilakukan untuk menghindari serangan hama berupa semut atau ulat tanah.
  4. Lakukan penyiraman dengan hati-hati hingga media pembibitan basah secara merata. Penyiraman dilakukan 2-3 hari sekali pada saat benih baru ditanam atau bibit kecil, pada saat bibit tumbuh agak besar, lakukan penyiraman sekali sehari.
  5. Letakkan wadah pembibitan pada tempat yang terlindung dari deraan hujan secara langsung namun terena sinar matahari cukup, misalnya di bawah sungkup atau rumah plastik.
  6. Setelah bibit memilikidaun sempurna 2 lembar, lakukan pemindahan bibit pada wadah pembibitan tunggal, misalnya polybag berdiameter 10 cm atau pot kecil bekas kemasan aqua gelas. Lakukan pemeliharaan seperti biasa higga siap pindah tanam.

 

  • Metode Penanaman Bibit

Dalam proses pembibitan sayuran organik dapat menggunakan dua metode, yaitu dengan ditanam di tanah secara langsung atau menggunakan pot maupun polybag. Kedua metode tersebut memerlukan perlakuan yang berbeda, persiapan lahannya pun berbeda.

  1. Metode Langsung pada Tanah

Untuk metode penanaman pada tanah secara langsung, dapat menggunakan greenhouse dengan pelindung plastik di bagian atapnya. Greenhouse dapat membantu pertumbuhan sayuran organik karena menghindarkan sayuran dari terik matahari langsung, tetesan air hujan serta hama yang mungkin menyerang.

  1. Metode Pot atau Polybag

Cara penanaman sayuran organik yang lebih sederhana adalah dengan menanamnya dalam polybag dan diberi atap plastik yang ditopang oleh bambu atau kayu.Anda perlu membuat campuran tanah dan kompos dengan perbandingan kira-kira 1:2. Sementara untuk lahan di tanah langsung, Anda juga perlu memberi kompos agar kesuburan tanah tetap terjaga.

 

  • Penanaman Bibit

Penanaman di dalam rak vertikultur atau pot dilakukan setelah bibit memiliki daun sempurna 3-5 helai. Langkah-langkah penanaman adalah :

  1. Pilih bibit yang sehat, tidak cacat, dan seragam
  2. Buat lubang tanam seukuran wadah bibit. Pada system vertikultur rak berjenjang, jarak tanam berkisar 10-15 cm. Pada system per pot, jumlah tanaman yang ditanam sebanyak 1 tanaman per pot pada pot berukuran 3-10 kg, sedangkan untuk pot berukuran lebih besar jumlah tanaman berkisar 2-3 tanaman, khususnya untuk sayuran buah merambat seperti pare, timun, oyong, dan tanaman sejenis lainnya.
  3. keluarkan bibit secara hati-hati dengan cara menggunting wadah atau membalikkan wadah sedemikian rupa sehingga media dan perakaran bibit tidak terganggu.
  4. masukkan bibit ke dalam lubang tanam, selanjutnya tutup lubang tanam menggunakan media tanam yang sebelumnya dikeluarkan pada saat membuat lubang tanam.
  5. Lakukan penyiraman hingga media tanam menjadi basah secara merata.

 

Kontributor:
Mohammad Faizal Alim

Penulis adalah Mahasiswa Penelitian di Smart Agriculture Research Group, Laboratorium Energi dan Mesin Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Mengambil topik mengenai Knowledge Management System untuk Pengembangan Agrotechno EduPark.

Membangun Fasilitas Pendukung Agrotechno Edupark

Tuesday, 23 July 2019

Dalam suatu lokasi wisata tidak hanya mempertimbangkan berbagai wahana yang disajikan untuk para wisatawan. Dengan memperhatikan aspek ‘Sapta Pesona’ yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah tamah, dan kenangan, berbagai fasilitas pendukung pun layak untuk diperhatikan dan diperhitungkan ketersediaannya dalam suatu lokasi wisata. Begitu pula pada agrotechno edupark, fasilitas pendukung harus tersedia dalam kaitannya dalam mendukung berbagai sarana dan prasarana yang ada pada agrotechno edupark. Beberapa fasilitas pendukung yang dapat disediakan pada agrotechno edupark, diantaranya:

  • Keamanan

Keamanan merupakan suatu hal yang fital dalam kehidupan. Begitu pula dalam sebuah pariwisata, terjaminnya keamanan dalam sebuah lokasi wisata akan memberikan kenyamanan tersendiri bagi wisatawan. Keamanan disediakan dari pihak pengelola agrotechno edupark atau dari lembaga keamanan luar.

  • Sanitasi

Ketersediaan tempat sanitasi penting adanya dalam suatu agrotechno edupark. Sanitasi ini penting kaitannya dalam kebutuhan kebersihan wisatawan terutama setelah melakukan kegiatan yang ada pada tiap wahana. Sanitasi yang dimaksud disini seperti toilet dan kran air yang tersedia di berbagai sudut..

  • Tempat ibadah

Tempat ibadah penting keberadaannya untuk memfasilitasi pengunjung dalam melaksanakan ibadah. Jika tidak ditemui masjid di sekitar wilayah agrotechno edupark dapat disediakan mushola atau sejenisnya.

  • Pos kesehatan

Ketersediaan pos kesehatan penting dalam mengantisipasi terjadinya kecelakaan yang tidak terduga bagi para wisatawan. Pos kesehatan dapat dibangun dalam kawasan agrotechno edupark dengan tenaga medisnya atau cukup sekedar perlengkapan P3K.

  • Ketahanan Bencana

Suatu agrotechno edupark harus memiliki kesiapan dan ketahanan bencana. Beberapa aspek ketahanan bencana yang harus dimiliki suatu lokasi wisata adalah memiliki jalur dan lokasi evakuasi dan pemahaman pengelola dalam tanggap bencana.

  • Kantor Pusat Informasi dan Pelayanan

Kantor pusat informasi dan pelayanan penting dalam kaitannya memberikan dan menyebarkan informasi kepada wisatawan yang berkunjung.

  • Instalasi Kelistrikan

Ketersediaan instalasi kelistrikan penting kaitannya dalam menunjang berbagai wahana dan kebutuhan pengelola maupun wisatawan.

  • Kelayakan Akses Jalan

Kelayakan akses jalan harus tersedia untuk memudahkan proses yang terjadi pada agrotechno edupark, terutama untuk kemudahan dan kenyamanan wisatawan dalam menuju lokasi agrotechno edupark.

  • Transportasi dan Aksebilitas

Menyediakan kendaraan tour wisata untuk berkeliling sekitar lokasi. Kendaraan yang disediakan guna transportasi dapat berupa sepeda, motor trail, ataupun mobil jeep, yang sesuai dengan kondisi medan.

  • Rambu Petunjuk Arah

Rambu petunjuk arah berfungsi untuk memudahkan wisatawan untuk menjangkau lokasi agrotechno edupark. Terutama untuk lokasi wisata yang berada jauh dari jalan utama dan tidak terjangkau sinyal internet.

  • Lahan Parkir

Lahan parkir yang memadahi dibutuhkan dalam suatu lokasi wisata untuk memudahkan dan memberikan rasa aman pada wisatawan. Lahan parkir yang memadahi juga berguna agar kendaraan wisatawan tidak mengganggu akses jalan utama.

  • Kedai Kuliner

Kedai kuliner dapat berupa kantin, restoran, rest area, atau minimarket. Kedai kuliner tersebut dapat disediakan oleh pengelola agrotechno edupark, masyarakat lokal sekitar, maupun pihak investor.

  • Penginapan

Penginapan dapat disediakan untuk wisatawan yang ingin menikmati keindahan paket wisata dalam kurun waktu beberapa hari. Penginapan dapat disediakan dengan membangun homestay atau dari rumah-rumah masyarakat lokal.

  • Tempat pembuangan sampah pada setiap titik

Tempat pembuangan sampah disediakan untuk para wisatawan. Karena agrotechno edupark mengusung konsep pertanian presisi, maka perlu diperhatikan aspek kelestarian alam sekitar dengan menjaga kebersihan lokasi wisata.

 

Kontributor:
Mohammad Faizal Alim

Penulis adalah Mahasiswa Penelitian di Smart Agriculture Research Group, Laboratorium Energi dan Mesin Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Mengambil topik mengenai Knowledge Management System untuk Pengembangan Agrotechno EduPark.

Metode dalam Membangun Aquaponik

Tuesday, 9 July 2019

Seperti yang kita ketahui, aquaponik merupakan salah satu penerapan teknologi pertanian presisi yang memiliki banyak manfaat dan tingkat efisiensi tinggi. Hal tersebut dikarenakan proses yang terjadi dalam sistem ini adalah dengan memadukan antara konsep budidaya tanaman dengan perikanan tanpa menggunakan tanah. Aquaponik juga menghemat berbagai bentuk input kebutuhan seperti biaya, lahan, perawatan, dan lains ebagainya. Sebelum memahami tentang tata cara pembuatan aquaponik, perlu dipahami tentang berbagai macam sistem aquaponik untuk dapat menentukan sistem aquaponik mana yang akan dikembangkan.

  • Jenis Model Sistem Aquaponik
  1. Model Aliran Atas

Model aliran atas ini dirancang secara sederhana dengan cara kerja yang cukup mudah dipraktekkan yaitu dengan mengalirkan air dari kolam ke pipa berdiameter 0,5 inchi yang sudah dihubungkan dengan netpot. Posisi pipa berada di atas agar air dari pipa tersebut mengucur ke netpot. Proses pengucuran ini setidaknya dilakukan selama 8 jam per hari dan air pembuangan kembali menuju kolam penampungan. Lubang tanam yang dapat dibuat adalah sebanyak 27 lubang tanam untuk setiap kolam dengan diameter 3 meter. Kolam ini mampu menampung ikan sebanyak 4.000 ekor. Perakiraan biaya pembuatan  instalasi model ini antara 6 hingga 7 juta untuk kolam berbahan beton dengan umur ekonomi mencapai 10 tahun, dan sekitar 3 juta untuk kolam dari bahan beton dengan umur ekonomi tidak lebih dari 1 tahun.

  1. Model Pasang Surut

Cara kerja sistem aquaponik model ini adalah mengalirkan air dari kolam ke bak penampungan yang ada di bibir kolam, dari bak tersebut kemudian dialirkan ke netpot yang telah tertata di bibir kolam.Cara pengaliran airnya tidak dari atas melainkan dari samping bawah ke media tanam yang terendam air. Proses ini dilakukan selama 5 menit. Selanjutnya air disalurkan ke bak pembuangan dan dibuang kembali ke kolam ikan.Pada model pasang surut, ukuran kolam 2 x 4 meter dapat menampung ikan sebanyak 4.000 ekor dan kapasitas tanaman sebanyak 26 netpot. Prakiraan biaya untuk membuat instalasi ini adalah antara 6 hingga 7 juta dengan kolam berbahan beton dan memiliki umur ekonomi lebih dari 10 tahun.

  1. Model DFT (Deep Flow Technique)

Model DFT (Deep Flow Technique) atau disebut juga dengan model tunggal memiliki cara kerja seperti : mengalirkan air dari kolam ke pipa yang menjadi tempat netpot dengan ketinggian 4 hingga 6 cm dan air akan mengalir kembali menuju kolam. Dengan ukuran kolam 1 x 5 meter bisa menampung sebanyak 2.500 ekor ikan dan 200 lubang tanam. Prakiraan biaya yang dibutuhkan adalah 3 hingga 4 juta menggunakan kolam terbuat dari terpal.

  1. Model Bertingkat

Sistem instalasi model bertingkat memiliki cara yang berbeda untuk mengalirkan airnya yaitu dari kolam bagian bawah menuju ke rak tanaman paling atas , kemudian mengalir ke kolam bagian tengah dan menyebar ke seluruh netpot di sekeliling kolam. Selanjutnya, air akan mengalir kembali ke kolam bagian bawah. Ukuran kolam 1 x 5 model bertingkat dapat menampung ikan sebanyak 1.250 ekor untuk kolam bagian atas dan sebanyak 2.500 ekor untuk kolam bagian bawah serta mencapai 211 lubang tanam. Prakiraan biaya untuk pembuatannya antara 6 hingga 8 juta dengan umur ekonomi kurang lebih selama 3 tahun. Dari berbagai jenis model aquaponik yang telah dijelaskan diatas, model yang paling sering diterapkan pada pembuatan sistem aquaponik adalah model DFT (Deep Flow Technique).

 

Model DFT menjadi pilihan utama karena dianggap paling menguntungkan. Kelebihan yang dimiliki dari model DFT diantaranya adalah dengan menggunakan luasan lahan yang sama dapat menghasilkan hasil panen tanaman dan perikanan dengan jumlah lebih besar dan biaya instalasi yang cenderung lebih murah. Berikut adalah penjelasan tentang aquaponik dengan sistem DFT:

Aquaponik Model DFT (Sumber: https://abahtani.com/cara-membuat-aquaponik/)
  • Sistem pada Aquaponik DFT

Salah satu model aquaponik yang bisa Anda buat di rumah adalah model DFT (Deep Flow Technique), cara kerja sistem ini meliputi dua hal yaitu:

  1. Sistem pada Perikanan

Kotoran yang dihasilkan ikan merupakan unsur organik, apabila jumlahnya terlalu banyak akan membahayakan kelangsungan hidup ikan itu sendiri. Oleh karena itu perlu adanya pembersihan. Kolam dibersihkan dengan mengalirkan air dari kolam ke budidaya tanaman dengan menggunakan pompa air. Air dalam kolam menjadi bersih kembali karena air yang mengandung banyak nutrisi tersebut telah diserap tanaman.

  1. Sistem pada Tanaman

Tanaman ditempatkan pada netpot dan lubang-lubang tanam, pada penampung air di kolam, air dialirkan dengan ketinggian 4 hingga 6 cm, sehingga memudahkan nutrisi dalam air diserap tanaman karena unsur organik dari dasar kolam bisa disalurkan ke tanaman dengan baik.

 

  • Metode dalam Membangun Aquaponik Model DFT (Deep Flow Technique)

Komponen yang Dibutuhkan

Cara membuat aquaponik dengan Sistem DFT (Deep Flow Technique) di rumah tidaklah rumit karena inti utamanya adalah mengatur sirkulasi nutrisi dari kolam untuk tanaman. Beberapa komponen yang dibutuhkan antara lain :

  1. Bibit ikan, pilih bibit ikan yang berukuran sedang, tidak terlalu kecil supaya tidak terlalu lama menunggu masa panenn
  2. Pipa paralon PVC minimal ukuran 3″
  3. Terpal untuk membuat kolam ukuransekitar 2×4 meter dengan kedalaman 1 meter sehingga mampu menampung sekitar 1200 ekor ikan
  4. Instalasi air, yang berfungsi mengalirkan air dari dasar kolam ke media tanam
  5. Mesin pompa air, fungsinya adalah untuk mendorong air supaya bisa mengalir.
  6. Bibit tanaman, gunakan bibit tanaman yang sudah siap tanam dengan kualitas terbaik.
  7. Netpot, untuk tempat menanam
  8. Media tanam pengganti tanah seperti rockwool, kerikil, sekam, pasir kasar dll.
  9. Air secukupnya

 

Cara Membuat Aquaponik Model DFT (Deep Flow Technique)

  1. Cara Menanam Sayur Aquaponic

Pertama tama buatlah kolamnya lalu isi dengan air hingga ketinggian 1 m setelah itu anda bisa mulai melubangi paralon untuk lubang tanamnya dengan jarak antar lubang sekitar 30 cm. Lubang pori-pori dibagian bawah paralon dibuat. Media pengganti tanah dimasukan kedalam paralon. Pasang net pot (gelas plastik) pada setiap lubang tanam pada paralon.

  1. Memasang Pompa Air Nutrisi

Seperti yang  sudah dijelaskan sebelumnya bahwa nutrisi tanaman sebagian besar akan disuplai dari air kolam yang mengandung banyak zat sisa. Dan untuk mengalirkan air kolam menuju paralon diatasnya, maka kita membutuhkn pompa air dan selang. Cara memasangnya ialah dengan emasang selang melewati setiap lubang tanaman diatas paralon kemudian dibuat lubang-lubang menggunakan jarum pada selang yang berada tepat diatas setiap lubang tanam sehingga nantinya air kolam yang dipompa akan mengucur ke tanaman. Perlu diingat agar tidak menggantung selang terlalu tinggi iatas paralon melainkan seperti menempelkannya saja diatas peralon sehingga nanti jika tanaman sudah besar air siraman kolam tidak mengenai daun tanaman sayur melainkan langsung mengenai pangkal tanaman sayur.

  1. Menaburkan Bibit Ikan dalam Kolam

Pertama-tama air kolamnya harus diberi nutrisi terlebih dahulu. Beri  1-2 ons NPK 16-16-16 lalu juga disiram 1 Liter EM4 pada kolam yang banyak dijual ditoko pertanian. Ini untuk merangsang zat renik dalam kolam serta menekan pertumbuhan mikroorganisme patogen dalam air kolam. Untuk ukuran kolam seperti yang disebutkan diatas, maka anda bisa menaburkan sekitar 1500 ekor ikan nila atau ikan emas dan hanya sekitar 1000 ikan gurame. Anda bebas untuk memilih hendak memelihara ikan air tawar yang mana.

  1. Menyiapkan Bibit Sayur

Ada berbagai macam pilihan sayuran yang bisa anda tanam dengan metode aquaponic terutama dari jenis sayuran hijau seperti sawi, kubis, bayam, kangkung, cesin dll. Bibit sayuran bisa anda peroleh dengan membeli di toko pertanian. Biasanya berupa bijinya. Biji tersebut tak perlu disemai menggunakan pot melainkan langsung anda taburkan kesetiap lubang tanam (netpot). Untuk biji berukuran kecil tidak usah dikubur sedangkan biji yang agak besar bisa anda taburi tanah agar akarnya nanti kuat.

  1. Pemberian Pakan Ikan

Ikan dalam kolam diberi pakan dengan teratur sesuai dengan jenis ikan yang anda pelihara. Nanti anada harus memperkirangan jumlah pakan yang diberikan berdasarkan usia dan ukuran tubuh ikan yang and pelihara. Otomatis semakin besar ukuran tubuh ikannya maka semakin banyak jumlah pakan yang harus anda berikan. Jika anda ingin lebih hemat pengeluaran pakan ikannya, maka anda harus bisa membuat pakan ikan alternatif seperti cacing tanah rubelus.

  1. Pempukan Tanaman Sayur Aquaponic

Pada metode bertanam dengan cara menanam sayur aquaponic, sebenarnya pupuk utamanya akan diperoleh dari peompaan air kolam yang mengandung banyak zat sisa pencernaan ikan. Namun jika umur ikan masih muda, maka jumlah kotoran yang dihasilkan masihlah sedikit. Untuk itu anda bisa menyiasatinya dengan memberikan pupuk organik cair dengan cara mengkocorkannya di pangkal tanaman sayur yang anda tanam di paralon. Itu akan menyuplai pupuk sementara bagi tanaman hingga kandungan zat sisa di air kolam sudah cukup banyak. Setelah air kolam kaya akan zat sisa maka anda bisa mulai memompakan air dari kolam ke setiap tanaman. Ingat bahwa jika anda terus menyirami dengan metode aquaponic ini otomatis kuantitas air kolam akan berkurang, jadi anda juga perlu mengisi/menambah air dalam kolam menggunakan air baru.

  1. Penanggulangan Hama dan Penyakit Sayuran Aquaponic

Sebenarnya jika anda hanya menanam dalam skala pekarangan rumah maka pengendalian hama akan jauh lebih mudah. Namun jika anda menanam di area luas dan terbuka maka masih ada kemungkinan serangan hama seperti ulat grayak, kutu daun, dan berbagai hama serangga lainnya. Namun ancaman paling utama sebenarnya adalah serangan bakteri patogen yang bisa jadi malah berasal dari air kolam ikan itu sendiri. Gejala serangan bakteri ialah tanaman layu dan segera mati membusuk. Untuk menanggulanginya, maka tanaman yang terserang harus segera disemprot sekaligus dikocor bakterisida. Lalu anda bisa menambahkan EM4 pada air kolam guna menekan pertumbuhan bakteri patogen. Kocorkan juga EM4 pada tiap pangkal tanaman untuk pencegahan. Sedangkan untuk serangan hama serangga maka dapat anda atasi dengan insektisida spektrum luas.

  1. Pemanenan Sayur Aquaponic

Untuk beberapa jenis sayuran seperti kangkung, bayam dan sawi yang memiliki pertumbuhan pesat maka anda sudah bisa mulai memanen daunnya sebelum panen ikan. Keuntungan teknik ini ialah anda bisa melakukan dua panen sekaligus nantinya yakni panen sayur dan panen ikan.

 

Sumber: https://abahtani.com/cara-membuat-aquaponik/

 

Kontributor:
Mohammad Faizal Alim

Penulis adalah Mahasiswa Penelitian di Smart Agriculture Research Group, Laboratorium Energi dan Mesin Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Mengambil topik mengenai Knowledge Management System untuk Pengembangan Agrotechno EduPark.

Metode dalam Membangun Greenhouse

Friday, 5 July 2019

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, metode penggunaan greenhouse pada budidaya tanaman memang memiliki banyak sekali manfaat dan kelebihan. Namun untuk dapat membangun sebuah greenhouse tidak dapat dilakukan dengan sembarang cara. Terdapat metode khusus dan berbagai cara yang harus dipahami. Sebelum mengetahui tentang metode dalam membangun greenhouse, perlu diketahui tentang beberapa jenis dan tipe greenhouse.

 

  • Jenis Greenhouse

Jenis greenhouse dibedakan berdasarkan material dominan yang digunakan. Pembedaan ini akan membawa kita pada perbedaan biaya pembangunan dan umur pakai green house. Semakin kuat dan awet material yang digunakan, akan semakin besar biayanya tetapi umur green house akan lebih lama.

  1. Greenhouse Bambu

Greenhouse jenis ini umumnya dipakai sebagai greenhouse produksi. Green house ini secara umum adalah jenis greenhouse yang paling murah biaya pembuatannya dan banyak dipakai oleh kalangan petani kita sebagai sarana produksi. Greenhouse bambu ini menjadi pilihan dengan biaya menengah kebawah dengan berbagai material yang digunakan bisa dibilang ramah di kantong atau bahkan dapat ditemui di lingkungan sekitar tempat tinggal. Kelemahan dari greenhouse ini adalah umurnya yang relatif pendek dan materialnya dapat menjadi media timbulnya hama. Karena kekuatan struktur dan juga masalah biaya, maka greenhouse bambu atapnya terbatas menggunakan plastik UV.

 

  1. Greenhouse Kayu

Jenis greenhouse memiliki kualitas yang lebih baik dari greenhouse bambu. Kayu yang digunakan sebagai material adalah jenis kayu yang tahan air, seperti ulin dan bengkirai. Jika diibandingkan dengan greenhouse bambu umur pakai greenhouse kayu biasanya lebih panjang dan kondisi sanitasi lingkungan lebih baik. Beberapa jenis greenhouse kayu, bagian dinding bawah dibuat dari pasangan bata yang diplester. Jenis green house ini bahan atapnya cukup lebih bervariasi yaitu dengan plastik, polykarbonat, PVC ataupun kaca.

  1. Greenhouse Besi

Jika membicarakan segi umur pakai dan kualitas, maka yang terbaik adalah greenhouse besi, terlebih besi yang telah diberi perlakuan “hot dipped galvanis”. Struktur yang kuat dan kompleks akan mengurangi frekuensi perawatan, walaupun pada keadaan tertentu perlu dilakukan sanitasi, tetapi sanitasi yang terjadwal. Dengan struktur yang kuat, maka berbagai jenis tambahan peralatan mikrokontrol pengatur dan pembaca kondisi lingkungan dapat dipasangkan, sehingga dapat digunakan secara optimal.

 

  • Tipe Greenhouse

Tipe greenhouse dibedakan berdasarkan bentuk bangunan atau desainnya. Bentuk atau desain ini selain berpengaruh pada kekuatan struktur juga sangat berpengaruh pada kondisi mikroklimat di dalam greenhouse. Desain greenhouse daerah tropis ditandai dengan banyaknya bukaan ventilasi. Karena problem utama dari greenhouse di wilayah tropis adalah suhu udara yang terlalu tinggi akibat radiasi sinar infra merah. Sebaliknya pada daerah sub tropis maupun daerah empat musim desain greenhouse lebih tertutup. Hal ini dibuituhkan karena pada saat musim dingin udara hangat akibat radiasi infra merah dipertahankan.

Pada dasarnya greenhouse dapat dibagi ke dalam 3 tipe, yaitu:

  1. Tipe Tunnel

Kelebihannya adalah memiliki struktur sangat kuat. Atapnya yang berbentuk lengkung sangat ideal dalam menghadapi terpaan angin. Sementara struktur busur dengan kedua kaki terpendam ketanah memegang bangunan lebih kuat. Kelemahan dari tipe ini adalah minimnya sistem ventilasi. Pada daerah tropis dibutuhkan exhaust fan atau cooling system untuk mengalirkan udara dan menurunkan suhu di dalam greenhouse.

  1. Tipe Piggy back

Tipe ini termasuk tropical greenhouse. Keunggulan tipe ini memiliki ventilasi udara yang baik. Sehingga memberikan lingkungan mikroklimat yang optimal bagi pertrumbuhan tanaman. Banyaknya struktur bukaan juga merupakan kelemahan dari tipe ini. Tipe ini kurang disarankan pada daerah dengan tiupan angin yang kuat, karena struktur greenhouse rentan terhadap terpaan angin. Selain itu dari segi biaya greeenhouse type ini relatif lebih mahal dibanding type lain karena dengan material struktur lebih banyak.

  1. Tipe Campuran (Single span dan Multispan)

Ttipe ini adalah campuran antara tipe tunnel dengan tipe piggy back. Dari desainnya terlihat tampak, bahwa tipe ini paduan (hybrid) antara tipe tunnel dengan tipe piggy back. Karena itu, maka tipe greenhouse ini memeliki kelebihan dari tipe tunnel dan tipe piggy back, yaitu strukturnya kuat tetapi tetap memiliki ventilasi yang maksimal.

Kelebihan lainnya adalah beberapa unit greenhouse (Single Span) dapat disatukan menjadi satu blok greenhouse besar (Multispan) dimana hal ini sulit dilakukan pada tipe tunnel.  Dibandingkan tipe piggy back, selain struktur lebih kuat biaya pembuatan tipe campuran ini lebih hemat. Sehingga pada bidang kegiatan yang membutuhkan green house luas, maka type multispan adalah type yang paling sesuai.

 

  • Bahan Penutup Greenhouse

Perlu diketahui pula bahwa sebagian besar tanaman yang dibudidayakan pada green house membutuhkan cahaya dengan panjang gelombang sekitar 400 – 700 nanometer (Photosynthetically Active Radiation). Hampir semua bahan penutup green house mampu menampung cahaya tersebut sesuai dengan panjang gelombang yang diinginkan tanaman. Bahan yang terbuat dari Polyethylene dan fiberglass cenderung membuat cahaya menjadi tersebar, sementara bahan yang terbuat dari acrylic dan polycarbonate lebih cenderung meneruskan cahaya yang masuk secara langsung. Cahaya yang sifatnya menyebar tersebut memberikan keuntungan tersendiri bagi tanaman, dimana dia bisa mengurangi kelebihan cahaya pada daun-daun tanaman bagian atas dan memantulkannya pada daun-daun yang ada di bagian bawah sehingga penyebaran cahaya menjadi lebih merata. Adapun bahan penutup atap dapat menggunakan kaca maupun plastik. Beberapa tipe plastik yang biasa digunakan sebagai penutup green house antara lain :

  1. Acrylic

Acrylic sangat tahan terhadap perubahan cuaca , tahan pecah serta sangat transparan. Penyerapan sinar ultra violet yang berasal dari matahari lebih tinggi dibandingkan dengan bahan yang terbuat dari kaca. Penggunaan acrylic sebanyak dua lapis mampu menghantarkan sekitar 83 % cahaya dan mengurangi kehilangan panas sekitar 20-40% dibandingkan penggunaan 1 lapis. Bahan ini tidak akan menguning walaupun digunakan dalam waktu yang lama. Namun kekurangan dari bahan acrylic adalah mudah terbakar, sangat mahal, dan tidak tahan gores.

  1. Polycarbonate

Polycarbonate memiliki kelebihan lebih tahan, lebih fleksibel, lebih tipis, serta lebih murah dibandingkan acrylic. Penggunaan dua lapis polycarbonate mampu menghantarkan cahaya sekitar 75-80 % dan mengurangi kehilangan panas sekitar 40% dibandingkan satu lapis. Namun bahan ini sangat mudah tergores, mudah memuai, gampang menguning, dan akan membuat lapisan kurang transparan dalam waktu satu tahun (meskipun kini hadir jenis baru yang tidak cepat menguning).

  1. Fiberglass Reinforced Polyester

Bahan ini memiliki kelebihan lebih tahan lama, penampilannya menarik, harganya terjangkau dibandingkan kaca, serta lebih tahan pengaruh perubahan cuaca. Bahan plastik ini mudah sekali dibentuk menjadi bentuk bergelombang maupun berupa lempengan. Meskipun demikian kekurangannya adalah bahan ini mudah memuai.

  1. Polyethylene film

Bahan ini sangat murah dibandingkan dengan bahan lainnya namun sifatnya kurang tahan lama, bentuknya kurang menarik, serta membutuhkan penanganan maupun perawatan yang lebih intensif. Selain itu, bahan ini juga mudah sekali rusak oleh sengatan cahaya matahari, walaupun mampu bertahan minimal 1 – 2 tahun dengan perawatan lebih intensif. Dikarenakan bahan ini berupa lembaran lebar sehingga tidak membutuhkan kerangka yang lebih banyak dan bisa menghantarkan cahaya paling besar.

  1. Polyvinyl cholride film

Bahan ini mempunyai sifat penghantar emisi yang sangat besar untuk cahaya dengan panjang gelombang yang besar, dimana bahan ini mampu menciptakan temperatur udara yang cukup tinggi pada malam hari dan bisa berfungsi sebagai penghalang sinar ultra violet. Bahan ini lebih mahal dibandingkan polyethylene film dan cenderung mudah kotor, yang mana harus rutin dibersihankan agar didapat penghantaran cahaya yang lebih baik.

 

  • Menentukan Lokasi Pembangunan Greenhouse

Beberapa unsur lokasi yang perlu diperhatikan dalam membangun greenhouse adalah:

  1. Luas Areal

Untuk usaha komersial faktor ini sangat penting. Disamping itu perlu diperhitungkan juga lahan untuk bangunan penunjang usaha seperti jalan, gudang dan lain-lain.

  1. Topografi

Lokasi pembangun rumah plastik harus sedatar mungkin untuk menekan biaya. Lokasi yang datar juga memudahkan dalam otomasisasi yang besar sekalipun. Lahan tersebut juga harus mempunyai sifat drainase yang baik.

  1. Iklim

Iklim dipertimbangkan berdasar kebutuhan tanaman yang akan diusahakan. Tanamam yang menyukai intensitas cahaya yang tinggi akan lebih disarankan di lokasi yang ketinggiannya cukup tinggi dengan intensitas cahaya yang baik.

  1. Ketersediaan air

Kontinuitas suplai air harus bisa mencukupi untuk jangka waktu yang panjang. Begitupun kualitas air yang tersedia harus diperiksa untuk menentukan kandungaan mineral dan mendekteksi unsur-unsur yang kurang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

  1. Arah

Arah akan mempengaruhi penerimaan cahaya. Transmisi cahaya dapat terhalangi oleh kerangka rumah plastik dan terpengaruh oleh musim akibat perubahan sudut penyinaran matahari, terutama untuk daerah yang berada pada lintang tinggi.

 

  • Bahan Utama

Berikut beberapa bahan utama yang dibutuhkan untuk membangun green house sederhana, antara lain:

  1. Kayu, Bambu, Pipa PVC, dan Besi.

Bahan-bahan ini digunakan untuk pembuatan kerangka dan juga rak-rak untuk tanaman. Bahan dari kayu dan bambu lebih murah namun hanya mampu bertahan 2-3 tahun, sedangkan besi lebih mahal namun tahan lama. Pemilihan pipa PVC sangat cocok untuk rangka tipe melengkung (tunnel).

  1. Plastik Ultraviolet.

Plastik ultraviolet digunakan untuk menutupi bagian atap. Terdapat berbagai jenis bahan lain di pasaran yang bisa menjadi pilihan Anda, seperti bahan Acrylic, Polycarbonate, Fiberglass Reinforced Polyester, Polyethylene film ataupun Polyvinyl cholride film.

  1. Paranet/Screen.
    Digunakan untuk menutupi seluruh bagian sisi dinding. Paranet berguna untuk memberi sirkulasi udara, menyaring sinar matahari dan menghalau masuknya serangga dari luar.
  2. Paku, baut, tali dan lain sebagainya.

Pada dasarnya bahan-bahan ini digunakan untuk mengikat dan memberi kekuatan konstruksi bangunan.

Membangun Greenhouse Besi Sederhana
  • Cara Membangun Greenhouse

Cara membangun green house cukup mudah dilakukan. Berikut tahapan-tahapan sederhana yang bisa Anda lakukan:

  1. Menentukan lokasi dan ukuran green house

Pemilihan lokasi setidaknya memperhatikan beberapa faktor, seperti luas lahan, bentuk topografi, iklim, serta ketersediaan sumber air. Setelah memperhatikan itu semua, maka selanjutnya Anda dapat menentukan ukuran dan arah bangunan sesuai dengan keinginan. Menentukan ukuran bangunan akan membantu Anda memperhitungkan jumlah kebutuhan bahan yang diperlukan. Semakin besar ukuran maka tentu akan semakin besar biaya yang dikeluarkan.

  1. Membuat kerangka

Untuk model atap ada yang berbentuk melengkung dan ada yang berbentuk lancip. Tinggi dinding yang baik mencapai 6 sampai 9 meter, tergantung crop yang akan diproduksi atau tergantung pada tujuannya. Bentuk kerangka dapat disesuaikan dengan keinginan, baik berbentuk rumah ataupun melengkung seperti tipe tunnel. Buatlah kerangka mulai dari bagian dinding, pintu hingga bagian atap. Setiap tiang utama kerangka dapat Anda berikan dudukan beton agar lebih kuat. Gunakan paku, baut dan tali untuk mengikat antar bagiannya.

  1. Menutup Kerangka

Setelah kerangka selesai dibentuk, kemudian tutuplah bagian atapnya dengan plastik UV. Baru kemudian menutup bagian dinding dengan paranet. Gunakan paku, baut dan tali untuk mengikatnya. Pasanglah secara benar dan hati-hati agar hasilnya lebih rapi dan kuat. Pintu dari green house harus dibuat serapat mungkin sehingga tidak memberikan kesempatan bagi udara luar untuk masuk kedalam green house

  1. Finishing
    Setelah green house selesai dibangun, maka tahap selanjutnya melakukan pengaturan di dalamnya. Pengaturan dapat disesuaikan dengan kegunaannya, Anda dapat membuat sekat-sekat ataupun membuat rak-rak kecil sebagai tempat tumbuh tanaman. Dapat dipasang pula sistem irigasi dengan menggunakan pipa secara sistematis yang dapat kita kendalikan, serta diberi bak pengontrol untuk mengontrol masuk dan keluarnya air dari dalam dan keluar dari green house.

 

Sumber: Ahmad Sukamto. Manfaat dan Tujuan Greenhouse. https://www.academia.edu/6340421/Manfaat_dan_tujuan_Green_house

 

Kontributor:
Mohammad Faizal Alim

Penulis adalah Mahasiswa Penelitian di Smart Agriculture Research Group, Laboratorium Energi dan Mesin Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Mengambil topik mengenai Knowledge Management System untuk Pengembangan Agrotechno EduPark.

Universitas Gadjah Mada

Pusat Manajemen Pengetahuan

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN & BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA

Jln. Flora 1. Bulaksumur 55281 Yogyakarta Indonesia
  tpb@ugm.ac.id
  +62-274-563-542
  +62-274-563-542

© KMC - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY