How Can We Help?
Istilah pertanian organik pertama kali dipakai oleh salah seorang ahli pertanian dari Universitas Oxford, bernama Lord Northbourne dalam bukunya yang berjudul Look to the land, yang dipublikasikan tahun 1940. Pertanian organik sebenarnya sudah ada jauh sebelum pertanian yang menggunakan masukan kimia sintetis (konvensional), bahkan sejak bumi ini ada, yaitu sekitar tahun 5.000 SM, petani sudah menggunakan kotoran hewan dan sisa tanaman untuk menyuburkan tanah dan juga sudah mempraktekkan cara pergiliran tanaman, tumpang sari, dan menumpuk sisa tanaman untuk musim tanam berikutnya.
Pada era perkembangan industri 4.0 ini, gaya hidup sehat menjadi sebuah tren tersendiri dikalangan masyarakat modern. Meminimalkan penggunaan barang berbahan baku kimia, memilih makanan organik, kembali ke bahan alami, menjadi bagian dari gaya itu. Dengan membiasakan gaya hidup sehat tersebut akan turut serta merangsang pertumbuhan lingkungan sosial masyarakat yang sehat pula. Perlu diketahui pertumbuhan permintaan pertanian organik dunia mencapai 15-20 % per tahun dengan pangsa pasar mencapai US $ 100 juta . Namun pangsa pasar yang mampu dipenuhi hanya berkisar antara 0,5-2 % dari keseluruhan produk pertanian organik.
Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk dapat menguasai pasar produk organik internasional. Hal tersebut didukung dengan kondisi lingkungan Indonesia yang memiliki luasan lahan pertanian produktif yang besar. Besarnya potensi produk organik di Indonesia, antara lain ditandai dengan meningkatnya jumlah petani yang mengelola pertanian organik dari tahun ke tahun, bertambahnya toko produk organik di supermarket dan rumah makan, meningkatnya organisasi pecinta organik, serta berdirinya berbagai Lembaga Sertifikasi Organik (LSO). Dengan mempertimbangkan potensi yang ada, Kementerian Perdagangan berkomitmen untuk mendorong laju ekspor produk organik Indonesia di pasar internasional.
Animo masyarakat dapat dilihat pula dari dibentuknya Aliansi Organik Indonesia (AOII) yang bertujuan mendorong terintegrasinya prinsip dan praktek pertanian organik dan fair trade di Indonesia. Untuk itu, AOI memiliki tiga program utama, yaitu : (1) penguatan kelembagaan dan mutu produksi kelompok petani kecil untuk mendapatkan akses pasar yang lebih baik, (2) memajukan gerakan pertanian organis dan fairtrade di Indonesia, (3) pengembangan jasa layanan mandiri di sektor pertanian organis dan fair-trade.
Untuk memenuhi kebutuhan hasil pertanian organik masyarakat, dibangunlah sebuah pasar organik di lingkungan agrotechno edupark. Pasar organik hadir sebagai sarana dalam melakukan jual beli atas hasil bumi yang dihasilkan dari agrotechno edupark. Fungsi lainnya adalah sebagai wadah bagi masyarakat yang hendak memasarkan produk hasil olahan makanan atau cinderamata lokal. Pada intinya pasar organik yang tersedia pada agrotechno edupark merupakan sebuah pusat oleh-oleh yang memasarkan hasil karya masyarakat sekitar. Nantinya, hal tersebut akan memacu keterampilan masyarakat untuk saling berlomba dalam menciptakan sebuah makanan atau cinderamata lokal yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi daerah setempat.
- Kelebihan Pangan Organik
Pangan organik memiliki berbagai manfaat dari segi kesehatan tubuh dan lingkungan baik pada produsen atau konsumennya, diantaranya adalah:
- Produk Pangan Organic lebih sehat
- Lebih aman dari bahaya kimia
- Kandungan gizi dan komponen bioaktif lebih beragam dan untuk beberapa lebih tinggi kandungannya
- Dari segi organoleptik lebih baik terutama rasa
- Dihasilkan dari sistem pertanian yang sangat bersahabat dengan lingkungan
- Sangat memperhatikan ecological, economical, sociological sustainability
- Produk pasar organik:
- Sayur-sayuran
- Buah-buahan
- Bibit tanaman organik
- Pupuk organik
- Hasil ternak (sapi, kambing, ayam, ikan, dan lain sebagainya)
- Nutrisi tanaman dan ternak
- Bahan makanan pokok (beras, jagung, kedelai, dan lain sebagainya)
- Rempah-rempah
- Olahan makanan siap saji
- Makanan ringan
Kontributor:
Mohammad Faizal Alim
Penulis adalah Mahasiswa Penelitian di Smart Agriculture Research Group, Laboratorium Energi dan Mesin Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Mengambil topik mengenai Knowledge Management System untuk Pengembangan Agrotechno EduPark.