How Can We Help?
Pertanian selama ini hanya dihargai karena kemampuannya dalam menghasilkan bahan pangan, sedangkan fungsi lain pertanian di bidang lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi belum banyak dimanfaatkan atau cenderung masih diabaikan. Konsep multifungsi pertanian memiliki peran penting dalam mereposisikan kedudukan sektor pertanian dalam fungsi yang semestinya. Dengan penerapan konsep multifungsi pertanian dengan menerapkan kemajuan teknologi yang ada serta serta penataan ruang yang sesuai dengan nilai edukasi, daya guna, dan estetika dapat memaksimalkan nilai fungsi pertanian yang memiliki peran penting dalam menunjang kehidupan.
Agrotechno edupark merupakan suatu gagasan yang tepat dalam menerapkan konsep multifungsi pertanian. Secara tata bahasa agrotechno edupark yang berasal dari kata agro yang berarti pertanian, techno berarti teknologi, edu berarti edukasi atau proses belajar, dan park yang berarti taman wisata atau rekreasi. Sehingga agrotechno edupark dapat diartikan sebagai penerapan suatu konsep sistem pertanian presisi yang diintegrasikan dengan penerapan teknologi tepat guna yang dirancang dan dikonsepkan sebagai taman wisata edukasi. Agro Techno Park adalah pusat pengembangan dari hasil pertanian yang dikelola sebagai pertumbuhan wirausaha dan sebagai tempat pusat pelayanan teknologi sains tentang pertanian, selain sebagai tempat pengembangan sains dan teknologi tentang pertanian.
Disebut multifungsi pertanian karena memang pada penerapannya konsep ini dapat menghasilkan berbagai manfaat baik pada pelaku usaha tani atau secara luas pada lingkungan sekitar. Agrotechno edupark merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan agrotechno edupark yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, diharapkan bisa meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya. Agrotechno edupark juga merupakan sarana edukasi terhadap masyarakat luas tentang budidaya pertanian dan pentingnya dalam memperhatikan keseimbangan serta kelestarian ekosistem.
- Prinsip Agrotechno Edupark
Dalam sebuah agrotechno edupark harus memperhatikan beberapa prinsip dalam pengembangan dan pengelolaannya. Prinsif-prinsif tersebut, menurut Wood, 2000 (dalam Pitana, 2002) adalah sebagai berikut:
- Menekankan serendah-rendahnya dampak negatif terhadap alam dan kebudayaan yang dapat merusak daerah tujuan wisata.
- Memberikan pembelajaran kepada wisatawan mengenai pentingnya suatu pelestarian.
- Menekankan pentingnya bisnis yang bertanggung jawab yang bekerjasama dengan unsur pemerintah dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan penduduk lokal dan memberikan manfaat pada usaha pelestarian.
- Mengarahkan keuntungan ekonomi secara langsung untuk tujuan pelestarian, menejemen sumberdaya alam dan kawasan yang dilindungi.
- Memberi penekanan pada kebutuhan zone pariwisata regional dan penataan serta pengelolaan tanam-tanaman untuk tujuan wisata di kawasan-kawasan yang ditetapkan untuk tujuan wisata tersebut.
- Memberikan penekanan pada kegunaan studi-studi berbasiskan lingkungan dan sosial, dan program-program jangka panjang, untuk mengevaluasi dan menekan serendah-rendahnya dampak pariwisata terhadap lingkungan.
- Mendorong usaha peningkatan manfaat ekonomi untuk negara, pebisnis, dan masyarakat lokal, terutama penduduk yang tinggal di wilayah sekitar kawasan yang dilindungi.
- Berusaha untuk meyakinkan bahwa perkembangan pariwisata tidak melampui batas-batas sosial dan lingkungan yang dapat diterima seperti yang ditetapkan para peneliti yang telah bekerjasama dengan penduduk lokal.
- Mempercayakan pemanfaatan sumber energi, melindungi tumbuh-tumbuhan dan binatang liar, dan menyesuaikannya dengan lingkungan alam dan budaya.
Dewasa ini, kehidupan masyarakat dipenuhi dengan kejenuhan, rutinitas dan segudang kesibukan. Dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat akan sarana refreshing tersebut, prospek pengembangan agrotechno edupark diperkirakan sangat menjanjikan. Pengembangan agrotechno edupark dapat diarahkan dalam bentuk ruangan tertutup (seperti museum), ruangan terbuka (taman atau lansekap), atau kombinasi antara keduanya. Tampilan agrotechno edupark ruangan tertutup dapat berupa koleksi alat-alat pertanian yang khas dan bernilai sejarah atau naskah dan visualisasi sejarah penggunaan lahan maupun proses pengolahan hasil pertanian. Agrotechno edupark ruangan terbuka dapat berupa penataan lahan yang khas dan sesuai dengan kapabilitas dan tipologi lahan untuk mendukung suatu sistem usahatani yang efektif dan berkelanjutan. Komponen utama pengembangan agrotechno edupark ruangan terbuka dapat berupa flora dan fauna yang dibudidayakan maupun liar, teknologi budi daya dan pascapanen komoditas pertanian yang khas dan bernilai sejarah, atraksi budaya pertanian setempat, dan pemandangan alam berlatar belakang pertanian dengan kenyamanan yang dapat dirasakan.
- Keuntungan Bagi Masyarakat Lokal
Motivasi dari pengembangan agrotechno edupark adalah untuk menghasilkan pendapatan tambahan bagi masyarakat. Pemeran utama dalam pengembangan agrotechno edupark sendiri adalah masyarakat lokal, pengunjung/wisatawan, dan pemerintah atau institusi. Keuntungan dari pengembangan agrotechno edupark bagi masyarakat lokal adalah sebagai berikut (Lobo dkk, 1999):
- Memunculkan peluang untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup.
- Menjadi sarana untuk mengedukasi masyarakat luas tentang pentingnya pertanian dan kontribusinya untuk perekoniman secara luas dan meningkatkan mutu hidup.
- Mengurangi arus urbanisasi ke perkotaan karena masyarakat telah mampu mendapatkan pendapatan yang layak dari usahanya di pedesaan.
- Menjadi media promosi untuk produk lokal, dan membantu perkembangan regional dalam memasarkan usaha dan menciptakan nilai tambah dan “direct-marking”
Pengembangan agrotechno edupark diharapkan sesuai dengan kapabilitas, tipologi, dan fungsi ekologis lahan sehingga akan berpengaruh langsung terhadap kelestarian sumber daya lahan dan pendapatan masyarakat lokal. Kegiatan ini secara tidak langsung akan meningkatkan persepsi positif masyarakat lokal akan arti pentingnya pelestarian sumber daya lahan pertanian. Pengembangan agrotechno edupark dapat menciptakan lapangan pekerjaan sehingga dapat menahan atau mengurangi arus urbanisasi yang semakin meningkat saat ini. Manfaat yang dapat dipeoleh dari agrotechno edupark adalah melestarikan sumber daya alam, melestarikan teknologi lokal, dan meningkatkan pendapatan masyarakat lokal.
- Peran Masyarakat dalam Pengembangan Agrotechno Edupark
Adapun salah satu kunci keberhasilan pembangunan obyek agrotechno edupark adalah kemampuan masyarakat lokal sebagai tenaga pembina, pelaksana, dan pemandu wisata. Untuk itu penyediaan dan pembinaan tenaga managerial dan pemandu agrotechno edupark yang progfesional sesuai dengan bidangnya mutlak diperlukan. Peran serta masyarakat dapat dilakukan melalui :
- Masyarakat yang memiliki lahan di dalam kawasan yang dibangun agar tetap dapat mengolah lahannya sehingga menunjang peningkatan hasil produk pertanian yang menjadi daya tarik agrotechno edupark dan di sisi lain akan mendorong rasa memiliki dan tanggungjawab di dalam pengelolaan kawasan secara keseluruhan.
- Ikut serta dalam kegiatan manajerial secara langsung sebagai tenaga kerja, baik untuk pertanian maupun untuk pelayanan wisata, pemandu dan lain-lain. Hal tersebut didukung dengan upaya utnuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dengan pelatihan.
- Menyediakan fasilitas dan tempat penjualan hasil pertanian, kerajinan dan cendera mata bagi masyarakat desa di sekitar kawasan, sehingga dapat memperkenalkan khas setempat sekaligus untuk meningkatkan penghasilan. Disamping itu, dapat pula diikutsertakan di dalam penampilan atraksi seni dan budaya setempat untuk disajikan kepada wisatawan.
- Keuntungan Agrotechno Edupark
Sisi positif dari pengembangan agrotechno edupark dapat dijabarkan sebagai berikut:
- Melestarikan Sumber Daya Alam
Pentingnya nilai kualitas lingkungan tersebut, masyarakat lokal perlu diajak untuk selalu menjaga keaslian, kenyamanan, dan kelestarian lingkungannya. Karena agrotechno edupark termasuk ke dalam wisata ekologi (eco-tourism), yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan. Oleh karena itu, pengelolaannya harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
- Pengaturan dasar alaminya, yang meliputi kultur atau sejarah yang menarik, keunikan sumber daya biofisik alaminya, konservasi sumber daya alam ataupun kultur budaya masyarakat.
- Nilai pendidikan, yaitu interpretasi yang baik untuk program pendidikan dari areal, termasuk lingkungan alaminya dan upaya konservasinya.
- Partisipasi masyarakat dan pemanfaatannya. Masyarakat hendaknya menjaga fasilitas, serta berpartisipasi sebagai pemandu dan penyedia sarana prasarana.
- Dorongan meningkatkan upaya konservasi. Wisata ekologi biasanya tanggap dan berperan aktif dalam upaya melindungi area, seperti mengidentifikasi burung dan satwa liar, memperbaiki lingkungan, serta memberikan penghargaan/falitas kepada pihak yang membantu melingdungi lingkungan.
- Mengkonversi Teknologi Lokal
Keunikan teknologi lokal yang merupakan hasil seleksi alam merupakan aset atraksi agrotechno edupark yang patut dibanggakan. Bahkan teknologi lokal ini dapat dikemas dan ditawarkan untuk dijual kepada pihak lain. Dengan demikian, teknologi lokal yang merupakan indigenous knowleadge itu dapat dilestarikan. Teknologi lokal ini dapat memanfaatkan energi matahari dan bahan organik in situ dengan baik sesuai dengan tingkat kebutuhan. Melalui agrotechno edupark kita dapat memahami teknologi lokal kita sendiri, sehingga ketergantungan pada teknologi asing dapat dikurangi.
- Meningkatkan Pendapatan Petani dan Masyarakat Sekitar
Selain memberikan nilai kenyamanan, keindahan ataupun pengetahuan, atraksi wisata juga dapat mendatangkan pendapatan bagi petani serta masyarakat di sekitarnya. Wisatawan yang berkunjung akan menjadi konsumen produk pertanian yang dihasilkan, sehingga pemasaran hasil menjadi lebih efisien. Selain itu, dengan adanya kesadaran petani akan arti petingnya kelestarian sumber daya, maka kelanggengan produksi menjadi lebih terjaga yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan petani. Bagi masyarakat sekitar, dengan banyaknya kunjungan wisatawan, mereka dapat memperoleh kesempatan berusaha dengan menyediakan jasa dan menjual produk yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan.
- Sarana Edukasi
Atraksi wisata pertanian juga dapat menarik pihak lain untuk belajar atau magang dalam pelaksanaan kegiatan budi daya ataupun atraksi-atraksi lainnya, sehingga dapat menambah pendapatan petani, sekaligus sebagai wahana alih teknologi kepada pihak lain. Pada kegiatan magang ini, seluruh petani dilibatkan secara langsung, baik petani ikan, padi sawah, hortikultura, peternakan, maupun perkebunan
- Potensi yang Dapat Dikembangkan di Agrotechno Edupark
Upaya peningkatan dan penganekaragaman usaha pertanian terus ditingkatkan secara intensif dan terencana, baik yang secara tradisional maupun modern merupakan potensi kuat yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik yang dapat dinikmati oleh wisatawan nusantara maupun mancanegara. Potensi budidaya pertanian yang dapat dijadikan agrowisata antara lain :
- Perkebunan
Suatu kawasan perkebunan yang ideal untuk dapat dimanfaatkan sebagai objek dan daya tarik agrotechno edupark adalah kawasan perkebunan yang kegiatannya merupakan kesatuan yang utuh mulai dari pembibitan sampai dengan pengolahan hasilnya. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa setiap kegiatan dan proses pengusahaan perkebunan dapat dijadikan daya tarik atau atraksi yang menarik bagi wisatawan mulai dari pembibitan, penanaman, pengolahan ataupun pengepakan hasil produksinya. Untuk menunjukkan kepada wisatawan suatu perkebunan yang baik dan benar, seyogyanya dalam objek dilengkapi dengan unit pengolahan, laboratorium, pengepakan hasil, sarana dan prasarana.
- Tanaman pangan dan Hortikultura
Daya tarik tanaman pangan dan hortikultura sebagai objek agrotechno edupark antara lain kebun bunga-bungaan, kebunbuah-buahan, kebun sayur-sayuran, kebun tanaman obat-obatan/ jamu.
- Peternakan
Potensi peternakan sebagai sumber daya wisata antara lain cara tradisional dalam pemeliharaan ternak, aspek kekhasan/ keunikan pengelolaan, produksi ternak, atraksi peternakan dan peternakan khusus seperti bekisar dan burung puyuh.
- Perikanan
Kegiatan perikanan di Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai obyek agrotechno edupark. Secara garis besar kegiatan perikanan dibagi menjadi kegiatan penangkapan dan kegiatan budidaya, dan kegiatan tersebut merupakan potensi yang dapat dikembangkan menjadi obyek agrowisata seperti budidaya ikan air tawar, budidaya Air Payau (tambak), budidaya laut (kerang, rumput laut, kakap merah, dan mutiara)
- Teknik Mengembangkat Agrotechno Edupark
- Analisis Umum yang Meliputi Analisis Faktor Utama dan Penunjang Agrowisata
Diantaranya adalah analisis zona dan sirkulasi, serta analisis fasilitas wisata. Analisis ini dilandaskan pada potensi, kendala, dan amenities yang ada pada tapak, ditinjau dari tujuan pengembangannya sebagai kawasan agrowisata di dalam kawasan agropolitan.
- Analisis Wisata
Termasuk analisis wisata umum, analisis wisata spesifik tapak, analisis permintaan dan penawaran agrowisata, serta analisis terhadap trend dan kebutuhan wisata.
- Sintesis (Synthesis)
Dari hasil analisis keseluruhan kawasan akan didapatkan hasil berupa rekomendasi pengembangan agrotechno edupark di kawasan agropolitan. Sedangkan dari hasil analisis pada lokasi pengembangan akan dapat ditentukan pembagian ruang dalam bentuk block plan.
- Perencanaan Lanskap
Hasil akhir (produk) dari penelitian ini akan mengarah pada suatu konsep rencana kawasan agrotechno edupark secara umum. Sedangkan perencanaan pada titik sampel akan menghasilkan rencana lanskap (landscape plan) untuk lokasi pengembangan di Kawasan Agrowisata. Dalam hal lokasi pengembangan, kawasan dibagi menjadi dua zona, yaitu zona agrowisata dan zona non-agrowisata. Untuk perencanaan zona agrowisata dalam zonasi tersebut akan berpedoman pada pengembangan elemen utama daerah tujuan wisata berdasarkan Gunn (1997). Yaitu dengan pengembangan masing-masing elemen di zona agrowisata menjadi:
- Kompleks Atraksi (Attraction Complexes)
- Komunitas Pelayanan (Service Community)
- Transportasi dan Akses (Transportation and Access)
- Koridor Penghubung (Linkage Corridors)
- Pengembangan Konsep
- Konsep Ruang
Konsep ruang dikembangkan berdasarkan pada potensi pertanian sub sektor perkebunan, dengan berpegang pada metode pengembangan daerah tujuan wisata berdasarkan Gunn (1997). Selain itu juga mempertimbangkan kebutuhan ruang wisata serta faktor yang mendukung wisata secara keseluruhan.
Kawasan dibagi menjadi zona agrowisata dan zona non-agrowisata, dimana model zona tujuan wisata seperti terlihat pada gambar diatas dikembangkan sebagai zona agrowisata. Zona non-agrowisata dikembangkan dari Circullation Gateway Community Linkage Attraction penambahan zona konservasi dan zona penyangga, yang dianggap penting untuk melengkapi fungsi kawasan. Pembagian ruang selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3 dibawah ini.
- Zona Agrowisata
- Zona Atraksi (Attraction Complexes)
- Zona Penunjang Agrowisata
- Zona Penerimaan
- Zona Pelayanan (Service Community)
- Zona Penghubung (Linkage Corridors)
- Zona Masyarakat
- Zona Non-Agrowisata
- Zona Penyangga
- Zona Konservasi
- Konsep Sirkulasi
Konsep Sirkulasi pada kawasan agrowisata direncanakan dengan memanfaatkan jalur yang sudah ada akan tetapi perlu porsi lebih untuk pengunjung. Agrowisata lebih menekankan pada keberlangsungan wisata tanpa menganggu aktivitas masyarakat, akan tetapi hal ini tidak berarti meniadakan kontak antara wisatawan dengan masyarakat dan kegiatan kesehariannya.
Sirkulasi dalam kawasan terbagi menjadi jalur wisatawan dan jalur masyarakat yang merupakan jalur pendukung aktivitas sehari-hari. Konsep jalur untuk wisatawan adalah menghubungkan antara sub-sub zona atraksi yang ada sehingga memudahkan wisatawan untuk menikmati keseluruhan atraksi agrowisata. Jalur ini terbagi atas jalur primer, sekunder dan tersier yang dibedakan berdasarkan intensitas penggunaan dan kepentingan.
- Konsep Aktivitas dan Fasilitas
Pengembangan jenis aktivitas di dalam kawasan dikaitkan dengan tujuan utama perencanaan, yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sekaligus memperluas pengetahuan, pengalaman dan sebagai sarana rekreasi yang efektif bagi pengunjung. Jenis aktivitas tersebut kemudian dipisahkan berdasarkan tingkat keikutsertaan wisatawan dalam aktivitas pertanian. Dengan demikian, jenis aktivitas agrowisata yang dikembangkan dibagi menjadi aktivitas agrowisata aktif dan aktivitas agrowisata pasif.
Sumber: Rai Utama. 2015. Agrowisata Sebagai Pariwisata Alternatif. Research Gate. at: https://www.researchgate.net/publication/277074027
Isa Wahyudi. Metode Pengembangan Kawasan Agrowisata. http://cvinspireconsulting.com/metode-pengembangan-kawasan-agrowisata/
Kontributor:
Mohammad Faizal Alim
Penulis adalah Mahasiswa Penelitian di Smart Agriculture Research Group, Laboratorium Energi dan Mesin Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Mengambil topik mengenai Knowledge Management System untuk Pengembangan Agrotechno EduPark.