Dalam pembuatan peta bencana terkadang kita membutuhkan data bencana beberapa tahun yang lalu. Namun, karena kurangnya kesadaran perangkat desa yang berada di wilayah rawan bencana untuk mencatat detail bencana ini. Peneliti yang bertugas untuk membuat peta rawan bencana agak kesulitan karena selain meneliti struktur lahan di wilayah tersebut juga membutuhkan data historial dari bencana yang terjadi di wilayah tersebut.
Selain itu, masalah yang kerap terjadi yaitu peta rawan bencana kurang mengedukasi warga akibatnya terdapat warga wang kurang faham dengan peta yang telah dibuat oleh peneliti. Oleh karena itu dikembangkan pemetaan kerawanan berdasarkan pengetahuan masyarakat, jadi data lokasi bencana yang berasal dari informasi masyarakat ini akan dikumpulkan dan di konversikan menjadi data lokasi bencana yang kemudian menjadi peta rawan bencana. Setelah peta tersebut jadi kemudian disosialisasikan kepada masyarakat setempat. Disamping masyarakat bisa teredukasi dengan peta yang telah dibuat juga peneliti dapat memvalidasi ulang peta tersebut sehingga kita mendapatkan data historial bencana pada sebuah wilayah yang benar benar valid.