Pada musim kemarau, air yang tersedia sangat sedikit, sedangkan kebutuhan akan air kurang lebih sama dengan musim hujan. Untuk mengatasi kebutuhan air di masa sulit air adalah dengan menggunakan irigasi tetes. Pada irigasi tetes, pengairan bisa disesuaikan dengan kebutuhan air setiap jenis tanaman yang berbeda-beda tergantung pada fase pertumbuhan dan jenis tanamannya. Dalam usahatani di lahan pekarangan, kebutuhan air sangat penting mengingat air merupakan salah satu factor penentu pertumbuhan tanaman. Dengan irigasi tetes ini air dapat dimanfaatkan secara lebih efisien
Category: Manajemen Bencana
Dalam pembuatan peta bencana terkadang kita membutuhkan data bencana beberapa tahun yang lalu. Namun, karena kurangnya kesadaran perangkat desa yang berada di wilayah rawan bencana untuk mencatat detail bencana ini. Peneliti yang bertugas untuk membuat peta rawan bencana agak kesulitan karena selain meneliti struktur lahan di wilayah tersebut juga membutuhkan data historial dari bencana yang terjadi di wilayah tersebut.
Selain itu, masalah yang kerap terjadi yaitu peta rawan bencana kurang mengedukasi warga akibatnya terdapat warga wang kurang faham dengan peta yang telah dibuat oleh peneliti. Oleh karena itu dikembangkan pemetaan kerawanan berdasarkan pengetahuan masyarakat, jadi data lokasi bencana yang berasal dari informasi masyarakat ini akan dikumpulkan dan di konversikan menjadi data lokasi bencana yang kemudian menjadi peta rawan bencana. Setelah peta tersebut jadi kemudian disosialisasikan kepada masyarakat setempat. Disamping masyarakat bisa teredukasi dengan peta yang telah dibuat juga peneliti dapat memvalidasi ulang peta tersebut sehingga kita mendapatkan data historial bencana pada sebuah wilayah yang benar benar valid.
Kenaikan kadar air tahah pada rilayah rawan longsor dapat menyebabkan tanah tersebut jenuh sehingga terjadi longsor, namun hal ini dapat dicegah dengan cara mengurangi kadar yang terkandung di bagian lereng tanah tersebut, terdapat beberapa cara untuk mengurangi kadar air tanah ini, antara lain
- Horisontal Drain
Horisontal drain diterapkan untuk ruas jalan yang berada pada potensi longsor dan
diketahui adanya perkembangan retakan/rekahan yang dapat terisi air permukaan,
juga bilamana dibagiuan atas lereng terdapat sumber air seperti kolam atau
Seperti kita tau salah satu bencana yang sering terjadi pada musim penghujan yaitu longsor, bencana ini terjadi karena terjadinya perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran lainnya yang bergerak ke bawah atau keluar lereng.
Bencana ini sering dipicu karena tingginga curah hujan, tanah di sekitar lereng yang kurang padat, terjadi pengikisan (erosi) dan kurangnya tutupan vegetasi serta adanya getaran yang berasal dari gempa atau kendaraan.
Untuk meminimalisirkan kerugian, berikut adalah udaha sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegahi longsor
Usaha di sektor pertanian khususnya usaha tani padi dihadapkan pada resiko ketidakpastian yang cukup tinggi, antara lain kegagalan panen yang disebabkan perubahan iklim seperti banjir, kekeringan, serangan hama dan penyakit/ Organisme Penggangu Tumbuhan atau OPT yang menjadi sebab kerugian usaha petani.
Untuk menghindarkan dari keadaan tersebut pemerintah saat ini memberikan solusi terbaik berupa program Asuransi Usaha Tani Padi yang disingkat dengan AUTP, yang diharapkan dapat memberikan perlindungan terhadap resiko ketidakpastian dengan menjamin petani mendapatkan modal kerja untuk berusaha tani dari klaim asuransi.
Manajemen bencana adalah suatu proses dinamis, berlanjut dan terpadu untuk meningkatkan kualitas langkah-langkah yang berhubungan dengan observasi dan analisis bencana serta pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, peringatan dini, penanganan darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi bencana. (UU 24/2007). Manajemen bencana menurut (University of Wisconsin) sebagai serangkaian kegiatan yang didesain untuk mengendalikan situasi bencana dan darurat dan untuk mempersiapkan kerangka untuk membantu orang yang renta bencana untuk menghindari atau mengatasi dampak bencana tersebut Manajemen bencana menurut (Universitas British Columbia) ialah proses pembentukan atau penetapan tujuan bersama dan nilai bersama (common value) untuk mendorong pihak-pihak yang terlibat (partisipan) untuk menyusun rencana dan menghadapi baik bencana potensial maupun akual. Secara umum, manajemen bencana bertujuan untuk :