Memelihara ikan dan tumbuhan di satu tempat tanpa mengeluarkan banyak biaya ternyata bisa dilakukan. Orang-orang mengenal cara budidaya ini sebagai sistem aquaponik. Disebut-sebut bisa memberikan keuntungan besar, orang-orang pun banyak yang ingin mempelajari sistem budidaya satu ini. Pada dasarnya, aquaponik merupakan kombinasi antara hidroponik dengan budidaya hewan dengan air atau aquakultur. Hewan yang dimaksud dalam budidaya ini tak lain dan tak bukan adalah ikan. Menggunakan teknik ini, Anda dimungkinkan untuk melakukan budidaya atau mengembangkan tanaman serta ikan secara bersamaan, dalam satu tempat serta satu waktu.
Dewasa ini, sebuah hal yang tidak biasa ketika kita mendengar orang tua yang mencita-citakan anaknya untuk menjadi seorang petani. Seakan-akan dibenak mereka petani hanyalah sebuah profesi yang kotor dan jauh dari kata kesuksesan. Namun, perlu diketahui bahwa seiring dengan kemajuan teknologi di bidang industri 4.0 ini sudah banyak dikembangkan berbagai teknologi dan otomatisasi di bidang pertanian, yang pastinya hal tersebut dapat merubah stigma masyarakat tentang pertanian yang kerap dinilai rendah.
Suasana yang tidak biasa terlihat kala itu pada Sabtu pagi (27/04/2019) di Dusun Wunut, Desa Sriharjo, Imogiri. Pada pagi yang cerah itu warga melangkah dengan penuh semangat membawa berbagai peralatan seadanya ke lahan yang akan dibangun agrotechno edupark ecotourism. Dengan penuh semangat dan antusiasme yang luar biasa, masyarakat Desa Sriharjo saling bergotong royong untuk mempersiapkan lahan sesuai konsep dan desain tata ruang yang telah dibentuk, beberapa mengolah dan mempersiapkan tanah dan yang lainnya memotong bambu guna keperluan kerangka desain.
Pertanian selama ini hanya dihargai karena kemampuannya dalam menghasilkan bahan pangan, sedangkan fungsi lain pertanian di bidang lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi belum banyak dimanfaatkan atau cenderung masih diabaikan. Konsep multifungsi pertanian memiliki peran penting dalam mereposisikan kedudukan sektor pertanian dalam fungsi yang semestinya. Dengan penerapan konsep multifungsi pertanian dengan menerapkan kemajuan teknologi yang ada serta serta penataan ruang yang sesuai dengan nilai edukasi, daya guna, dan estetika dapat memaksimalkan nilai fungsi pertanian yang memiliki peran penting dalam menunjang kehidupan.
Diapit oleh dua pegunungan yang berada di Imogiri, Bantul, Desa Sriharjo memiliki potensi tersendiri dibidang pariwisata. Hamparan sawah yang luas dengan sejuk angin semilir yang dipadu dengan gemercik air dari sungai oyo, ditambah lansekap pegunungan yang menambah suasana romantisme disetiap sudut Desa Sriharjo. Tentu saja hal tersebut menjadi nilai tambah sendiri bagi penikmat wisatayang mana hal ini didukung dengan Daerah Istimewa Yogyakarta yang merupakan plihan destinasi wisata terbesar kedua setelah Bali. Namun, pada kenyataannya hal tersebut belum dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh warga sekitar dan pemerintah daerah.
Pertanian di kawasan pedesaan masih hanya mementingkan usahanya dalam memproduksi hasil bumi. Yang pada dasarnya dari tahun ke tahun luasan lahan pertnian terus menurun karena terdesak oleh kawasan industri dan pemukiman. Hal tersebut merupakan salah satu alasan pemerintah daerah dalam mempertahankan ekonomi dan pemasukan daerah. Padahal, lahan produktif pertanian merupakan suatu tambang emas tersendiri bagi mereka yang mengetahuinya.
Agrotechno Edupark Ecotourism, menjadi salahsatu strategi andalan dalam pengembangan ekonomi daerah dari sektor pertanian. Seperti yang kita ketahui, agroindustri yang merupakan bagian dari agrotechno edupark ecotourism memiliki potensi besar dalam pengembangannya baik secara internal maupun eksternal. Dari segi internal, pembangunan agrotechno edupark ecotourism ini dapat dijadikan pundi-pundi pemasukan bagi warga sekitar. Mulai dari pengembangan sistem pertanian presisi yang dibalut dengan berbagai teknologi sederhana dapat meningkatkan kemandirian masyarakat di bidang pertanian yang tentunya seiring berjalannya waktu dapat mensejahterakan warga itu sendiri.
Pembangunan agrotechno edupark ecotoursm Penerapan pertanian presisi di hulu dimulai dari pemilihan lahan hingga panen. Dalam pemilihan lahan ada beberapa alternatif dilihat dari basis media tanamnya, yaitu berbasis pada lahan terbuka dan berbasis pada lahan tertutup. Untuk media tanam berbasis terbuka diperlukan analisis presisi tentang kesuaian lahan untuk suatu tanaman yang akan dibudidayakan dan diproduksi. Teknologi informasi geografis dengan basis data spasial dapat digunakan untuk melihat kesesuaian lahan suatu tanaman dengan memperhitungkan kondisi tanah, iklim, ketersediaan air, serta kontur tanah pada suatu wilayah tertentu. Dengan ini, pemilihan lahan terbaik untuk suatu tanaman tertentu dapat ditetapkan secara presisi.
Hama selama ini dianggap musuh bagi para petani karena merusak tanaman pertanian hingga menurunkan produktivitas lahan. Beragam cara dilakukan untuk membasmi hama. Kebanyakan petani cenderung lebih memilih cara instan menggunakan pestisida atau insektisida. Dengan racun tersebut, pertumbuhan hama diharapkan bisa terkendali. Tetapi kenyataannya tidak demikian, meski banyak hama yang terbunuh, hama baru bermunculan secara masif. Padahal ada cara lain yang lebih ramah lingkungan untuk mengendalikan hama. Di antara teknik pengendalian hama penyakit tanaman adalah dengan memanfaatkan musuh alami. Musuh alami adalah organisme yang memusuhi hama. Terdapat tiga golongan musuh alami, yakni golongan parasitoid, predator,dan patogen serangga (entomopatogenik).
Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada, pada 27 Desember 2018 melakukan kunjungan kerja ke kantor Kelurahan Sriharjo untuk melakukan pembahasan awal mengenai beberapa proyek binaan yang akan dilaksanakan DTPB UGM di Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Bantul.
Dalam kunjungan tersebut tim DTPB UGM disambut secara langsung oleh Lurah Desa Sriharjo Titik Istiyawatun Khasanah, S.IP., bersama jajaran staff. Dalam kunjungan tersebut dibahas perihal proyek lanjutan setelah kegiatan Gerakan Irigasi Bersih agar terciptanya suatu hubungan timbal balik antara kedua belah pihak. DTPB UGM yang didukung Yanmar Holding Co., Ltd., mengusung proyek pembangunan agrotechno edupark ecotourism di Desa Sriharjo. Hal tersebut memiliki tujuan utama dalam proyek ini adalah untuk mengedukasi masyarkat dalam menerapkan konsep pertanian presisi dengan didukung pengaplikasian berbagai teknologi pertanian yang memiliki daya guna tinggi dan kaya manfaat. Tim dari DTPB memaparkan pada perangkat Desa Sriharjo bahwa nantinya agrotechno edupark ecotourism ini akan menciptakan suatu proses pertanian di Desa Sriharjo dari hulu ke hilir. Artinya, para petani akan diajarkan tentang bagaimana cara memanfaatkan berbagai sumber daya dan potensi alam desa yang ada untuk memenuhi proses budidaya pertanian secara mandiri agar dapat meningkatkan efisiensi dan memangkas biaya proses.
Bekerjasama dengan BBWSO Yogyakarta, Dinas Pekerjaan Umum dan Kawasan Permukiman (PUPKP) Bantul, Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan (DPPKP) Bantul, Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem FTP UGM, serta Akademi Komunitas Seni Budaya Yogyakarta, Pemerintah Desa Sriharjo Kecamatan Imogiri Bantul menyelenggarakan tradisi Mapag Toya yang diselenggarakan pada Sabtu (26/4/2019).
Tradisi Mapag Toya digelar dalam rangka memperingati hari ulang tahun Gerakan Irigasi Bersih (GIB) dan wujud syukur dari para petani mengawali masa pengolahan tanah. “Substansi dari tradisi Mapag Toya ini adalah memohon kepada Tuhan. Kami berdoa, agar supaya diberi kelancaran untuk mengolah tanah dan tidak ada halangan apapun sehingga nanti hasilnya melimpah. Petani sejahtera,” kata Lurah Desa Sriharjo, Titik Istiyawatun Khasanah. Menurut dia, kegiatan Mapag Toya ini dimaksudkan untuk menghidupkan kembali tradisi lama yang sudah lama hilang.