• UGM
  • IT Center
Universitas Gadjah Mada Pusat Manajemen Pengetahuan
Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Gadjah Mada
  • Home
  • Tentang
  • Manajemen Pengetahuan
  • Forum Diskusi
  • Beranda
  • Pos oleh
Pos oleh :

mohammad.faizal.a

Sekali Kayuh Dua Tiga Hasil Terlampaui dengan Aquaponik

Agrotechno Edupark Wednesday, 2 October 2019

Memelihara ikan dan tumbuhan di satu tempat tanpa mengeluarkan banyak biaya ternyata bisa dilakukan. Orang-orang mengenal cara budidaya ini sebagai sistem aquaponik. Disebut-sebut bisa memberikan keuntungan besar, orang-orang pun banyak yang ingin mempelajari sistem budidaya satu ini. Pada dasarnya, aquaponik merupakan kombinasi antara hidroponik dengan budidaya hewan dengan air atau aquakultur. Hewan yang dimaksud dalam budidaya ini tak lain dan tak bukan adalah ikan. Menggunakan teknik ini, Anda dimungkinkan untuk melakukan budidaya atau mengembangkan tanaman serta ikan secara bersamaan, dalam satu tempat serta satu waktu.

Dalam sistem aquaponik ini terjadi simbiosis mutualisme. Tanaman mendapatkan sumber makanan dari limbah kotoran ikan. Sementara itu ikan mendapat air sebagai tempat hidup dari air setelah dimurnikan oleh tanaman. Jadi Anda tak perlu repot-repot mengeluarkan biaya lebih untuk membeli pakan dan nutrisi untuk keduanya karena dapat saling dipadukan.  Jika dijabarkan siklusnya, dalam proses aquakultur, ada sisa pakan yang dihasilkan ikan dalam bentuk feses yang terakumulasi di dalam air. Feses dengan kandungan nitrat dan amonia ini bersifat toksin atau beracun bagi ikan, namun sebenarnya kaya nutrisi jika dijadikan sumber hara bagi tanaman. Pada saat nitrat telah terserap oleh tanaman sebagai bahan makanan, di waktu yang sama tanaman menyuling air dari bahan berbahaya yang kemudian kembali ke kolam ikan.

Ilustrasi aquaponik skala rumahan (Sumber: https://www.99.co/blog/indonesia/aquaponik/)

Selain dapat meningkatkan hasil dan efisiensi proses, sistem aquaponik ini juga memiliki nilai estetika baik lingkup luas seperti pada agrotechno edupark ecotourism ini maupun dalam lingkup skala rumah. Harapannya dengan dibangun aquaponik ini, warga Desa Sriharjo yang notabene mata pencaharian dan memiliki minat dalam bidang pertanian dan perikanan dapat mengadopsi sistem aquaponik ini di tiap rumah warga. Hasil dari aquaponik ini  selain dapat dikonsumsi secara pribadi, dapat dipasarkan secara langsung atau dikelola melalu BUMDES yang pada akhirnya dapat menjadi pemasukan sampingan tersendiri bagi warga Desa Sriharjo.

Kontributor:
Mohammad Faizal Alim

Penulis adalah Mahasiswa Penelitian di Smart Agriculture Research Group, Laboratorium Energi dan Mesin Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Mengambil topik mengenai Knowledge Management System untuk Pengembangan Agrotechno EduPark.

Edukasi Usia Dini Moderenisasi Pertanian Presisi

Agrotechno Edupark Wednesday, 2 October 2019

Dewasa ini, sebuah hal yang tidak biasa ketika kita mendengar orang tua yang mencita-citakan anaknya untuk menjadi seorang petani. Seakan-akan dibenak mereka petani hanyalah sebuah profesi yang kotor dan jauh dari kata kesuksesan. Namun, perlu diketahui bahwa seiring dengan kemajuan teknologi di bidang industri 4.0 ini sudah banyak dikembangkan berbagai teknologi dan otomatisasi di bidang pertanian, yang pastinya hal tersebut dapat merubah stigma masyarakat tentang pertanian yang kerap dinilai rendah.

Agrotechno Edupark Ecotourism hadir dengan salah satu manfaatnya yaitu sebagai wahana edukasi tentang budidaya, perawatan, hingga pasca panen yang menerapkan konsep pertanian presisi. Seperti yang kita ketahui, pertanian presisi menggunakan pendekatan dan teknologi yang memungkinkan perlakukan presisi pada setiap simpul proses pada rantai bisnis pertanian dari hulu ke hilir sesuai kondisi (lokasi, waktu, produk, dan consumer) spesifik yang dihadapi (Seminar 2016, Heriyanto et al. 2016). Memandang aktivitas pertanian secara holistik dan menyeluruh dari hulu ke hilir sebagai rantai proses yang terpadu dan berkesinambungan untuk memastikan aliran konversi produk pertanian (tanaman, ternak, ikan, dan turunannya) dengan aman, efisien, dan efektif dari lahan hingga ke meja makan. Konsep pertanian presisi ini sangat penting untuk dibudidayakan pada anak usia dini dan generasi muda guna merubah mindset tentang pertanian yang hanya melulu tentang melakukan proses tanam dan panen tanpa memperhatikan konsep pertanian presisi lain serta teknologi yang dapat diterapkan guna mengoptimalkan proses pertanian.

Di Agrotechno Edupark Ecotourism Desa Sriharjo ini pengunjung diajarkan tentang proses pertanian berlanjutan yang berkesinambungan dengan berbagai sumber daya alam yang ada seperti sungai, peternakan, dan berbagai teknologi yang ada. Sasaran utamanya adalah edukasi pertanian presisi ini adalah kalangan pelajar SD-SMA atau kalangan umum yang memiliki minat dalam Agrotechno Edupark Ecotourism. Sehingga harapannya generasi selanjutnya dapat menerapkan minimal dalam skala rumah tangga.

sumber gambar: http://kalteng.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/publikasi-mainmenu-47-47/artikel/623-kenalkan-dunia-pertanian-sejak-dini

Kontributor:
Mohammad Faizal Alim

Penulis adalah Mahasiswa Penelitian di Smart Agriculture Research Group, Laboratorium Energi dan Mesin Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Mengambil topik mengenai Knowledge Management System untuk Pengembangan Agrotechno EduPark.

Antusiasme Masyarakat Desa Sriharjo dalam Gotong Royong Persiapan Launching Agrotechno Edupark Ecotourism

Agrotechno Edupark Wednesday, 2 October 2019

Suasana yang tidak biasa terlihat kala itu pada Sabtu pagi (27/04/2019) di Dusun Wunut, Desa Sriharjo, Imogiri. Pada pagi yang cerah itu warga melangkah dengan penuh semangat membawa berbagai peralatan seadanya ke lahan yang akan dibangun agrotechno edupark ecotourism. Dengan penuh semangat dan antusiasme yang luar biasa, masyarakat Desa Sriharjo saling bergotong royong untuk mempersiapkan lahan sesuai konsep dan desain tata ruang yang telah dibentuk, beberapa mengolah dan mempersiapkan tanah dan yang lainnya memotong bambu guna keperluan kerangka desain.

Kegiatan gotong royong ini digagas oleh taruna tani dan gabungan kelompok tani guna menjaga kebersamaan, kekompakan, serta semangat masyarakat dalam membangun agrotechno edupark ecotourism. Anton (28) selaku ketua Taruna Tani Desa Sriharjo mengaku bangga melihat semangat dan antusisme warga yang menggambarkan semangat untuk berusaha dan membangun kedepannya. Dalam menjalankan program yang menerapkan asas teknologi dan modernisasi seperti ini memang dibutuhkan peranan para pemuda-pemudi lokal yang dapat menjembatani antara petani konvensional dengan teknologi yang sedang berkembang.

Hal tersebut tentunya menjadi sebuah awal yang baik dalam proyek pembangunan agrotechno edupark ecotourism dari segi antusiasme masyarakat selaku pelaku utama agar terus berlanjut dan mendatangkan keuntungan tersendiri bagi warga sekitar. Harapan kedepannya agar terus terjadi sinergisitas antara berbagai elemen yang berkecimpung dalam agrotechno edupark ecotourism Desa Sriharjo terutama dari Taruna Tani selaku golongan muda penggiat pertanian dan Gabungan Kelompok Tani.

 

Kontributor:
Mohammad Faizal Alim

Penulis adalah Mahasiswa Penelitian di Smart Agriculture Research Group, Laboratorium Energi dan Mesin Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Mengambil topik mengenai Knowledge Management System untuk Pengembangan Agrotechno EduPark.

Agrotechno Edupark Ecotourism Solusi Pasti Optimalisasi Multifungsi Pertanian

Agrotechno Edupark Wednesday, 2 October 2019

Pertanian selama ini hanya dihargai karena kemampuannya dalam menghasilkan bahan pangan, sedangkan fungsi lain pertanian di bidang lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi belum banyak dimanfaatkan atau cenderung masih diabaikan. Konsep multifungsi pertanian memiliki peran penting dalam mereposisikan kedudukan sektor pertanian dalam fungsi yang semestinya. Dengan penerapan konsep multifungsi pertanian dengan menerapkan kemajuan teknologi yang ada serta serta penataan ruang yang sesuai dengan nilai edukasi, daya guna, dan estetika dapat memaksimalkan nilai fungsi pertanian yang memiliki peran penting dalam menunjang kehidupan.

Greenhouse Agrotechno Edupark Ecotourism Sumber: https://1.bp.blogspot.com/-fGQ816FzW1U/WL5cO7J3tmI/AAAAAAAATYQ/VZTjpDgHa8QARL2vF7ClkY4m5W7wKXYsQCLcB/s1600/AGRO2.jpg)

Agro Techno Edupark Ecotourism merupakan suatu gagasan yang tepat dalam menerapkan konsep multifungsi pertanian. Agro Techno Edupark Ecotourism adalah penerapan suatu konsep sistem pertanian presisi yang diintegrasikan dengan penerapan teknologi tepat guna yang dirancang dan dikonsepkan sebagai taman wisata edukasi. Agro Techno Park adalah pusat pengembangan dari hasil pertanian yang dikelola sebagai pertumbuhan wirausaha dan sebagai tempat pusat pelayanan teknologi sains tentang pertanian, selain sebagai tempat pengembangan sains dan teknologi tentang pertanian, Agro Techno Park juga di dirikan sebagai tempat wisata baru yang berkonsep wisata edukasi (Kementrian Pertanian, 2016).

Disebut multifungsi pertanian karena memang pada penerapannya konsep ini dapat menghasilkan berbagai manfaat baik pada pelaku usaha tani atau secara luas pada lingkungan sekitar. Agro Techno Edupark Ecotourism ini sangat berpotensi untuk dikembangkan secara lebih luas lagi di Indonesia untuk menyongsong kemajuan teknologi di bidang pertanian yang didukung dengan Indonesia sebagai negara agraris dengan minat pariwisata yang luar biasa.

 

Sumber: Kementerian Pertanian. 2016. Statistik Pertanian 2016. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian. Jakarta Selatan.

 

Kontributor:
Mohammad Faizal Alim

Penulis adalah Mahasiswa Penelitian di Smart Agriculture Research Group, Laboratorium Energi dan Mesin Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Mengambil topik mengenai Knowledge Management System untuk Pengembangan Agrotechno EduPark.

Potensi Wisata Tersembunyi di Kaki Pegunungan Imogiri

Agrotechno Edupark Tuesday, 1 October 2019

Diapit oleh dua pegunungan yang berada di Imogiri, Bantul, Desa Sriharjo memiliki potensi tersendiri dibidang pariwisata. Hamparan sawah yang luas dengan sejuk angin semilir yang dipadu dengan gemercik air dari sungai oyo, ditambah lansekap pegunungan yang menambah suasana romantisme disetiap sudut Desa Sriharjo. Tentu saja hal tersebut menjadi nilai tambah sendiri bagi penikmat wisatayang mana hal ini didukung dengan Daerah Istimewa Yogyakarta yang merupakan plihan destinasi wisata terbesar kedua setelah Bali. Namun, pada kenyataannya hal tersebut belum dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh warga sekitar dan pemerintah daerah.

Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada yang didukung oleh Yanmar Holdings Co., Ltd., menggandeng  pemerintah Desa Sriharjo dan warga sekitar berinisiatif untuk membangun Agrotechno Edupark Ecotourism guna memaksimalkan kekayaan dan sumberdaya alam yang ada. Dilihat dari segi pariwisata, Agrotechno Edupark Ecotourism memiliki daya tarik tersendiri karena dianggap suatu hal yang unik dan baru di kalangan masyarakat. Dengan sistem pertanian presisi yang dipadukan dengan teknologi dan diberi sentuhan estetika dalam tata ruang, Agrotechno Edupark Ecotourism dapat dijadikan salah satu opsi wahana refreshing bagi masyarakat perkotaan yang suntuk akan rutinitas pekerjaan. Agrotechno Edupark Ecotourism ini menyajikan berbagai wahana agrowisata mulai dari pusat pembibitan, pasar buah dan sayuran segar, greenhouse, hydroponic, aquaponic, wisata tracking air terjun, wisata rafting sungai oyo, dan berbagai wisata berbasis pertanian lainnya. Dengan dibangunnya Agrotechno Edupark Ecotourism di Desa Sriharjo diharapkan dapat menarik minat wisata baik turis lokal ataupun mancanegara, sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah dan kesejahteraan warga lokal melalui sektor pariwisata dari potensi alam yang dimiliki.

 

Kontributor:
Mohammad Faizal Alim

Penulis adalah Mahasiswa Penelitian di Smart Agriculture Research Group, Laboratorium Energi dan Mesin Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Mengambil topik mengenai Knowledge Management System untuk Pengembangan Agrotechno EduPark.

Agroindustri Sebagai Kunci Dalam Meningkatkan Ekonomi Daerah

Agrotechno Edupark Tuesday, 1 October 2019

Pertanian di kawasan pedesaan masih hanya mementingkan usahanya dalam memproduksi hasil bumi. Yang pada dasarnya dari tahun ke tahun luasan lahan pertnian terus menurun karena terdesak oleh kawasan industri dan pemukiman. Hal tersebut merupakan salah satu alasan pemerintah daerah dalam mempertahankan ekonomi dan pemasukan daerah. Padahal, lahan produktif pertanian merupakan suatu tambang emas tersendiri bagi mereka yang mengetahuinya.

Agrotechno Edupark Ecotourism, menjadi salahsatu strategi andalan dalam pengembangan ekonomi daerah dari sektor pertanian. Seperti yang kita ketahui, agroindustri yang merupakan bagian dari agrotechno edupark ecotourism memiliki potensi besar dalam pengembangannya baik secara internal maupun eksternal. Dari segi internal, pembangunan agrotechno edupark ecotourism ini dapat dijadikan pundi-pundi pemasukan bagi warga sekitar. Mulai dari pengembangan sistem pertanian presisi yang dibalut dengan berbagai teknologi sederhana dapat meningkatkan kemandirian masyarakat di bidang pertanian yang tentunya seiring berjalannya waktu dapat mensejahterakan warga itu sendiri.

Menurut (Seminar, 2016) Agroindustri merupakan kegiatan pertanian yang tersistem, terintegrasi dan berkesinambungan dari hulu ke hilir (from land to table), serta harus terpantau dan terkendali agar terjadi transformasi produk pada setiap mata rantai pasok berjalan baik, aman, ekonomis, efisen, efektif, dan terjamin keberkelanjutannya. Anggap saja ketika suatu daerah dapat menghasilkan mulai dari bibit, pupuk, media tanam, dan berbagai kebutuhan untuk perawatan dan pengolahan hasil, tentunya akan meningkatkan pendapatan secara keberlanjutan. Hal tersebut sesuai dengan konsep pertanian presisi dimana meminimalisir input dan proses yang ada, namun dapat memaksimalkan output yang dihasilkan.

Sumber: Prof. Dr. Ir. Kudang Boro Seminar. 2016. Sistem Pertanian Presisi dan Sistem Pelacakan Rantai Produksi untuk Mewujudkan Agroindustri Berkelanjutan. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sumber gambar: https://www.wartaekonomi.co.id/read191086/industri-makanan-minuman-dongkrak-perekonomian.html

 

Kontributor:
Mohammad Faizal Alim

Penulis adalah Mahasiswa Penelitian di Smart Agriculture Research Group, Laboratorium Energi dan Mesin Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Mengambil topik mengenai Knowledge Management System untuk Pengembangan Agrotechno EduPark.

Menentukan Lahan yang Tepat Untuk Agrotechno Edupark Ecotourism

Agrotechno Edupark Tuesday, 1 October 2019

Pembangunan agrotechno edupark ecotoursm Penerapan pertanian presisi di hulu dimulai dari pemilihan lahan hingga panen. Dalam pemilihan lahan ada beberapa alternatif dilihat dari basis media tanamnya, yaitu berbasis pada lahan terbuka dan berbasis pada lahan tertutup. Untuk media tanam berbasis terbuka diperlukan analisis presisi tentang kesuaian lahan untuk suatu tanaman yang akan dibudidayakan dan diproduksi. Teknologi informasi geografis dengan basis data spasial dapat digunakan untuk melihat kesesuaian lahan suatu tanaman dengan memperhitungkan kondisi tanah, iklim, ketersediaan air, serta kontur tanah pada suatu wilayah tertentu. Dengan ini, pemilihan lahan terbaik untuk suatu tanaman tertentu dapat ditetapkan secara presisi.

Produksi pertanian berbasis lahan tertutup menggunakan konstruksi bangunan yang dirancang secara spesifik untuk budidaya tanaman yang disebut rumah tanaman (greenhouse) atau untuk budidaya ayam . Dengan sistem tertutup ini, kondisi iklim mikro di dalam rumah produksi dapat dikendalikan dan dimonitor dengan tujuan optimasi pertumbuhan tanaman atau ternak. Namun, pemilihan lokasi perlu menerapkan pertanian presisi untuk melihat kesesuaiannya agar tidak menimbulkan masalah sosial dan lingkungan.

Sebagai contoh, agrotechno edupark ecotourism di Desa Sriharjo mengembangkan pola pertanian berbasis lahan tertutup dan lahan terbuka. Tanah yang subur, ketersediaan air yang mencukupi, suhu dan kelembaban lingkungan yang optimal, dan didukung dengan lansekap pemandangan pegunungan yang elok membuat lahan pertanian Desa Sriharjo merupakan potensi tersendiri bagi warga sekitar untuk bercocok tanam berbagai komoditas pertanian baik sayuran, buah-buahan, maupun tanaman hias. Pada lahan terbuka ditanami berbagai jenis buah-buahan, sayuran, dan tanaman refugia. Sedangkan pada lahan tertutup yang dibangun greenhouse dilakukan budidaya tanaman menggunakan metode aquaponik. Selain aquaponik, di lahan tertutup juga dilakukan pembibitan dan penanaman tanaman sayur dan buah yang sama dengan lahan terbuka, tujuannya adalah sebagai edukasi bagi pengunjung yang membandingkan proses budidaya di lahan terbuka dan lahan tertutup dengan setiap kelebihan dan kekurangannya.

Sumber: Kudang Boro Seminar. 2016. Sistem Pertanian Presisi dan Sistem Pelaackan Rantai Produksi untuk Mewujudkan Agroindustri Berkelanjutan. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

 

Kontributor:
Mohammad Faizal Alim

Penulis adalah Mahasiswa Penelitian di Smart Agriculture Research Group, Laboratorium Energi dan Mesin Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Mengambil topik mengenai Knowledge Management System untuk Pengembangan Agrotechno EduPark.

Melawan Hama dengan Seni Tanpa Mencederai Rantai Ekosistem

Agrotechno Edupark Tuesday, 1 October 2019

Hama selama ini dianggap musuh bagi para petani karena merusak tanaman pertanian hingga menurunkan produktivitas lahan. Beragam cara dilakukan untuk membasmi hama. Kebanyakan petani cenderung lebih memilih cara instan menggunakan pestisida atau insektisida. Dengan racun tersebut, pertumbuhan hama diharapkan bisa terkendali. Tetapi kenyataannya tidak demikian, meski banyak hama yang terbunuh, hama baru bermunculan secara masif. Padahal ada cara lain yang lebih ramah lingkungan untuk mengendalikan hama. Di antara teknik pengendalian hama penyakit tanaman adalah dengan memanfaatkan musuh alami. Musuh alami adalah organisme yang memusuhi hama. Terdapat tiga golongan musuh alami, yakni golongan parasitoid, predator,dan patogen serangga (entomopatogenik).

Salah satu cara yang paling efektif dalam melawan hama tanaman adalah dengan menanam tumbuhan bunga (Refugia) di sekitar lahan pertanian untuk menarik serangga parasitoid dan predator. Refugia adalah tanaman bunga yang tumbuh disekitar tanaman yang dibudidayakan, yang berpotensi sebagai mikrohabitat bagi musuh alami (baik predator maupun parasitoid), agar pelestarian musuh alami tercipta dengan baik. Bagi musuh alami, tanaman refugia ini memiliki banyak manfaat diantaranya adalah sebagai sumber nektar bagi musuh alami sebelum adanya populasi hama di pertanaman. Suatu konsep pemecahan masalah yang dapat diterapkan dalam pengendalian hama adalah dengan cara menanam tanaman yang digunakan sebagai refugia sehingga konservasi predator dapat terus terjaga. Metode pengendalian hama tanaman dengan cara ini sesuai yang dianjurkan UU No. 2 Tahun 2012, yakni Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Komponen utama PHT adalah pengendalian hayati, yang salah satu tekniknya adalah konservasi musuh alami, sehingga tercipta ekosistem pertanian yang stabil dan lestari

Refugia di Lahan Pertanian (sumber: https://rynari.wordpress.com/2017/03/18/refugia-kembang-di-pematang/refugia-kembang-di-pematang/)

Terdapat berbagai jenis tanaman refugia seperti tanaman hias, gulma, tumbuhan liar dan sayuran. Di agrotechno edupark ecotourism di Desa Sriharjo dibudidayakan tanaman refugia berjenis tanaman hias. Tanaman hias yang dibudidayakan seperti bunga matahari (Helianthus annuus), bunga kertas (Zinnia sp.), dan kenikir (Cosmos caudatus). Selain digunakan sebagai tanaman inang bagi predator, refugia jenis tanaman hias ini difungsikan juga sebagai properti desain seni pertanian yang dapat meningkatkan nilai estetika lahan pertanian agrotechno edupark ecotourism. Tujuannya, dengan dibudidayakannya refugia jenis tanaman hias ini dapat mengedukasi masyarakat untuk membiasakan menggunakan musuh alami hama tanpa menggunakan bahan kimia berbahaya serta turut menjaga konservasi keseimbangan habitat di alam.

 

Kontributor:
Mohammad Faizal Alim

Penulis adalah Mahasiswa Penelitian di Smart Agriculture Research Group, Laboratorium Energi dan Mesin Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Mengambil topik mengenai Knowledge Management System untuk Pengembangan Agrotechno EduPark.

Konsolidasi dengan Pemerintah Desa Membangun Pondasi Agrotechno Edupark Ecotourism

Agrotechno Edupark Tuesday, 1 October 2019

Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada, pada 27 Desember 2018 melakukan kunjungan kerja ke kantor Kelurahan Sriharjo untuk melakukan pembahasan awal mengenai beberapa proyek binaan yang akan dilaksanakan DTPB UGM di Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Bantul.

Dalam kunjungan tersebut tim DTPB UGM disambut secara langsung oleh Lurah Desa Sriharjo Titik Istiyawatun Khasanah, S.IP., bersama jajaran staff. Dalam kunjungan tersebut dibahas perihal proyek lanjutan setelah kegiatan Gerakan Irigasi Bersih agar terciptanya suatu hubungan timbal balik antara kedua belah pihak. DTPB UGM yang didukung Yanmar Holding Co., Ltd., mengusung proyek pembangunan agrotechno edupark ecotourism di Desa Sriharjo. Hal tersebut memiliki tujuan utama dalam proyek ini adalah untuk mengedukasi masyarkat dalam menerapkan konsep pertanian presisi dengan didukung pengaplikasian berbagai teknologi pertanian yang memiliki daya guna tinggi dan kaya manfaat. Tim dari DTPB memaparkan pada perangkat Desa Sriharjo bahwa nantinya agrotechno edupark ecotourism ini akan menciptakan suatu proses pertanian di Desa Sriharjo dari hulu ke hilir. Artinya, para petani akan diajarkan tentang bagaimana cara memanfaatkan berbagai sumber daya dan potensi alam desa yang ada untuk memenuhi proses budidaya pertanian secara mandiri agar dapat meningkatkan efisiensi dan memangkas biaya proses.

Hal tersebut disambut baik oleh Titik Istiyawatun Khasanah, S.IP., selaku Lurah Desa Sriharjo. Menurutnya, gagasan tersebut sejalan dengan program pemerintah Desa Sriharjo dalam meningkatkan kreativitas dan perekonomian masyarakat melalui pengembangan potensi desa. Dari kunjungan dan konsolidasi dengan pemerintah Desa Sriharjo tentang proyek pembangunan agrotechno edupark ecotourism tersebut didapatkan ijin dan dukungan dari pemerintah desa untuk andil dalam pembanganunan agrotechno edupark ecotourism Desa Sriharjo sehingga terjadilah kerjasama yang sinergis antara DTPB UGM dengan Pemerintah Desa Sriharjo.

 

Kontributor:
Mohammad Faizal Alim

Penulis adalah Mahasiswa Penelitian di Smart Agriculture Research Group, Laboratorium Energi dan Mesin Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Mengambil topik mengenai Knowledge Management System untuk Pengembangan Agrotechno EduPark.

Budaya Mapag Toya Sebagai Perwujudan Rasa Syukur

Agrotechno Edupark Tuesday, 1 October 2019

Bekerjasama dengan BBWSO Yogyakarta, Dinas Pekerjaan Umum dan Kawasan Permukiman (PUPKP) Bantul, Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan (DPPKP) Bantul, Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem FTP UGM, serta Akademi Komunitas Seni Budaya Yogyakarta, Pemerintah Desa Sriharjo Kecamatan Imogiri Bantul menyelenggarakan tradisi Mapag Toya yang diselenggarakan pada Sabtu (26/4/2019).

Tradisi Mapag Toya digelar dalam rangka memperingati hari ulang tahun Gerakan Irigasi Bersih (GIB) dan wujud syukur dari para petani mengawali masa pengolahan tanah. “Substansi dari tradisi Mapag Toya ini adalah memohon kepada Tuhan. Kami berdoa, agar supaya diberi kelancaran untuk mengolah tanah dan tidak ada halangan apapun sehingga nanti hasilnya melimpah. Petani sejahtera,” kata Lurah Desa Sriharjo, Titik Istiyawatun Khasanah. Menurut dia, kegiatan Mapag Toya ini dimaksudkan untuk menghidupkan kembali tradisi lama yang sudah lama hilang.

Mapag Toya diawali dengan menaruh sesaji tumpeng dan jajanan pasar di Bendung Tegal yang merupakan saluran irigasi primer petani. Bendung itu kemudian dibuka dan warga ramai-ramai menjemput air di saluran irigasi sekunder. Paling menarik dari tradisi Mapag Toya ini yaitu dilakukan prosesi penumpahan air yang diambil dari tujuh masjid di Sriharjo kedalam saluran irigasi. Melalui tradisi pertanian ini Titik berharap dapat memupuk religiusitas masyarakat. Karena tradisi ini merupakan doa dan harapan. Supaya petani mengolah tanah dengan lancar tidak ada halangan. “Tradisi ini kan berdoa. Apa yang akan kita lakukan, mengolah lahan dan menanam kita awali dengan doa. Kita sebagai manusia berupaya, tapi kemudian hasil final, kita serahkan kepada Maha Kuasa, Maha Pemberi,” terangnya. Salah Satu Penggagas Gerakan Irigasi Bersih Prof. Dr. Sigit Supadmo Arif mengatakan tradisi Mapag Toya merupakan upaya untuk membersihkan air dari fisik dan rohani. Ritualnya bukan hanya sekedar kerja bakti pada saluran irigasi saja. Akan tetapi dimulai dari membersihkan hati. “Jadi gerakan irigasi bersih itu yo resik atine, resik wadage,” tutur Guru Besar Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian UGM itu. Tidak ketinggalan, untuk memeriahkan acara dan sekaligus simbol kemakmuran ada kirab Gunungan yang diarak oleh bregada.

Budaya Mapag Toya Desa Sriharjo

Dalam kegiatan Mapag Toya ini dilaksanakan juga sarasehan dan launching Agrotechno Edupark Ecotourism. Harapannya, Agrotechno Edupark Ecotourism ini dapat menjadi salah satu ikon pariwisata Desa Sriharjo yang menyajikaan suatu lahan pertanian presisi berbasis teknologi yang dibalut dengan nilai estetika seni dalam pertanian. Agrotechno Edupark Ecotourism diharapkan dapat menjadi semangat untuk masyarakat Desa Sriharjo dalam bertani dengan menerapkan berbagai ilmu dan teknologi yang ada untuk meningkatkan produktifitas pertanian. Secara lebih lanjut Agrotechno Edupark Ecotourism dirancang sebagai pusat wisata edukasi tentang konsep pertanian presisi dan teknologinya.

Sumber: Syarifudin. 2019. Desa Sriharjo Gelar Tradisi Mapag Toya, Doa dan Harapan Memasuki Masa Olah Tanah. http://jogja.tribunnews.com/2019/04/27/desa-sriharjo-gelar-tradisi-mapag-toyadoa-dan-harapan-memasuki-masa-olah-tanah?page=2

 

Kontributor:
Mohammad Faizal Alim

Penulis adalah Mahasiswa Penelitian di Smart Agriculture Research Group, Laboratorium Energi dan Mesin Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Mengambil topik mengenai Knowledge Management System untuk Pengembangan Agrotechno EduPark.

12
Universitas Gadjah Mada

Pusat Manajemen Pengetahuan

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN & BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA

Jln. Flora 1. Bulaksumur 55281 Yogyakarta Indonesia
  tpb@ugm.ac.id
  +62-274-563-542
  +62-274-563-542

© KMC - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY