Hama selama ini dianggap musuh bagi para petani karena merusak tanaman pertanian hingga menurunkan produktivitas lahan. Beragam cara dilakukan untuk membasmi hama. Kebanyakan petani cenderung lebih memilih cara instan menggunakan pestisida atau insektisida. Dengan racun tersebut, pertumbuhan hama diharapkan bisa terkendali. Tetapi kenyataannya tidak demikian, meski banyak hama yang terbunuh, hama baru bermunculan secara masif. Padahal ada cara lain yang lebih ramah lingkungan untuk mengendalikan hama. Di antara teknik pengendalian hama penyakit tanaman adalah dengan memanfaatkan musuh alami. Musuh alami adalah organisme yang memusuhi hama. Terdapat tiga golongan musuh alami, yakni golongan parasitoid, predator,dan patogen serangga (entomopatogenik).
Salah satu cara yang paling efektif dalam melawan hama tanaman adalah dengan menanam tumbuhan bunga (Refugia) di sekitar lahan pertanian untuk menarik serangga parasitoid dan predator. Refugia adalah tanaman bunga yang tumbuh disekitar tanaman yang dibudidayakan, yang berpotensi sebagai mikrohabitat bagi musuh alami (baik predator maupun parasitoid), agar pelestarian musuh alami tercipta dengan baik. Bagi musuh alami, tanaman refugia ini memiliki banyak manfaat diantaranya adalah sebagai sumber nektar bagi musuh alami sebelum adanya populasi hama di pertanaman. Suatu konsep pemecahan masalah yang dapat diterapkan dalam pengendalian hama adalah dengan cara menanam tanaman yang digunakan sebagai refugia sehingga konservasi predator dapat terus terjaga. Metode pengendalian hama tanaman dengan cara ini sesuai yang dianjurkan UU No. 2 Tahun 2012, yakni Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Komponen utama PHT adalah pengendalian hayati, yang salah satu tekniknya adalah konservasi musuh alami, sehingga tercipta ekosistem pertanian yang stabil dan lestari
Terdapat berbagai jenis tanaman refugia seperti tanaman hias, gulma, tumbuhan liar dan sayuran. Di agrotechno edupark ecotourism di Desa Sriharjo dibudidayakan tanaman refugia berjenis tanaman hias. Tanaman hias yang dibudidayakan seperti bunga matahari (Helianthus annuus), bunga kertas (Zinnia sp.), dan kenikir (Cosmos caudatus). Selain digunakan sebagai tanaman inang bagi predator, refugia jenis tanaman hias ini difungsikan juga sebagai properti desain seni pertanian yang dapat meningkatkan nilai estetika lahan pertanian agrotechno edupark ecotourism. Tujuannya, dengan dibudidayakannya refugia jenis tanaman hias ini dapat mengedukasi masyarakat untuk membiasakan menggunakan musuh alami hama tanpa menggunakan bahan kimia berbahaya serta turut menjaga konservasi keseimbangan habitat di alam.
Kontributor:
Mohammad Faizal Alim
Penulis adalah Mahasiswa Penelitian di Smart Agriculture Research Group, Laboratorium Energi dan Mesin Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Mengambil topik mengenai Knowledge Management System untuk Pengembangan Agrotechno EduPark.