Dalam pembuatan peta bencana terkadang kita membutuhkan data bencana beberapa tahun yang lalu. Namun, karena kurangnya kesadaran perangkat desa yang berada di wilayah rawan bencana untuk mencatat detail bencana ini. Peneliti yang bertugas untuk membuat peta rawan bencana agak kesulitan karena selain meneliti struktur lahan di wilayah tersebut juga membutuhkan data historial dari bencana yang terjadi di wilayah tersebut.
Selain itu, masalah yang kerap terjadi yaitu peta rawan bencana kurang mengedukasi warga akibatnya terdapat warga wang kurang faham dengan peta yang telah dibuat oleh peneliti. Oleh karen itu dikembangkan pemetaan kerawanan berdasarkan pengetahuan masyarakat. Disamping masyarakat bisa teredukasi dengan peta yang telah dibuat juga peneliti dapat memvalidasi peta tersebut karena dari pengetahuan masyarakat inilah kita mendapatkan data historial bencana pada sebuah wilayah.
Masyarakat yang telah teredukasi oleh peta rawan bencana ini diharapkan dapat diinternalisai sehingga lebih faham penyebab bencana yang terjadi di wilayah mereka dan dapat lebih waspada terhadapbencana yang akan terjadi dikemudian hari.
Sumber: Dr. Ngadisih
Kontributor:
Ahmad Kariel Jude
Penulis adalah Mahasiswa Penelitian di Smart Agriculture Research Group, Laboratorium Energi dan Mesin Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Mengambil topik mengenai Knowledge Management System pada Mitigasi Bencana.